Pengorganisasian Dalam
Keperawatan
PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian adalah
pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga
keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik
vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi.
Pengorganisasian kegiatan
dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem penugasan
modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan, ketua
tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah
pasien. Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari:
A. Pengorganisasian
Tenaga
Struktur organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000).
Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda
diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi pekerjaan.
Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadual
dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift
Daftar Pasien
Daftar
pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam
tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di
tiap shift.
Struktur Organisasi Ruang
MPKP
Struktur
organisasi Ruang MPKP menggunakan system penugasan Tim Primer keperawatan.
Ruang MPKP dipimpin Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim.
Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat Pelaksana
yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.
Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:
1. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a. Kepala
ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap Tim diketuai
masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih.
b. Kepala
ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam)
c. Kepala
Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila
suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu.
Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang
mengalami kekurangan anggota.
e. Kepala
ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila
karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih
adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti
Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya
digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara
anggota tim.
f. Ketua
Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua
mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya.
h. Kolaborasi
dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu
hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat
paling kompeten yang ada di dalam Tim.
i. Masing-masing
Tim memiliki buku Komunikasi.
j. Perawat
pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Uraian
Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP
Kepala
Ruangan
Management Approach:
a. Perencanaan
a) Menyusun
visi
b) Menyusun
misi
c) Menyusun
filosofi
d) Menyusun
Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b. Pengorgansasian
a)
Membuat daftar alokasi pasien
c. Pengarahan
a) Memimpin
operan
b) Menciptakan
iklim motivasi
c) Mengatur
pendelegasia
d) Melakukan
supervisi
d. Pengendalian
a) Mengevaluasi
indikator mutu
b) Melakukan
audit dokumentasi
c) Melakukan
survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
d) Melakukan
survey masalah kesehatan/keperawatan
a. Compensatory
reward
1) Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan
Perawat Pelaksana
2) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan
staf
c. Professional
Relationship
1) Memimpin rapat keperawatan
2) Memimpin konferensi kasus
3) Melakukan rapat tim kesehatan
4) Melakukan kolaborasi dengan dokter
d. Pasien
care delivery
Mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah
keperawatan
Ketua Tim
Management
Approach:
a. Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana
Harian, Rencana Bulanan)
b. Pengorgansasian
1) Menyusun
jadual dinas bersama Kepala Ruangan
2) Membagi
alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c. Pengarahan
1) Memimpin
Pre Conference
2) Memimpin
Post Conference
3) Menciptakan
iklim motivasi di Timnya
4) Mengatur
pendelegasian dalam Timnya
5) Melaksanakan
supervisi kepada anggota Timnya
d. Pengendalian
1) Mengobservasi
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat
Pelaksana
2) Memberikan
umpan balik pada Perawat Pelaksana
b. Compensatory
reward
Menilai kinerja Perawat
Pelaksana
c. Professional
Relationship
1) Melaksanakan
konfrensi kasus
2) Melakukan
kolaborasi dengan dokter
d. Pasien
care delivery
Mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan
c. Perawat
Pelaksana
1) Perencanaan
Menyusun rencana jangka
pendek (Rencana Harian)
2) Pasien
Care Delivery
3) Melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan
Daftar Dinas Ruangan
Daftar
dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual
dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut
untuk jadual dinas pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim.
Setiap Tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang
lepas dari dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.
Daftar Pasien
Daftar
pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim
selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara
total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak
perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar
pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas
asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang
holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain
keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan keperawatan pasien.
Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum operan dengan dinas
berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Contoh Daftar Pasien:
No
|
Nama Pasien
|
Nama Dokter
|
Nama Katim
|
Perawat PJ
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
7/11-07
|
6/11-07
|
6/11-07
|
|||||
1
2
3
4
5
6
7
|
Tim I
Ferri
Zulkifli
Arman
Bary
Dullah
Ahmad
Dirman
|
Dr. Anton
Dr. Anton
Dr. Anton
Dr. Meti
Dr. Meti
Dr. Meti
Dr. Anton
|
Anita
Anita
Anita
Anita
Anita
Anita
Anita
|
Beti
Ujang
Henny
Ulfa
Tito
Pusti
Anita
|
Beti
Beti
Henny
Henny
Tito
Tito
Anita
|
Ulfa
Ulfa
Pusti
Ulfa
Pusti
Pusti
Pusti
|
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
|
Tim II
|
|||||||
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas
pagi, sore atau malam dilakukan oleh ketua Tim berdasarkan jadual dinas.
Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore. Contoh
diatas menunjukkan:
a. Dinas
pagi tanggal 7 November 2007 adalah Beti, Henny, Tito dan Anita. Beti merawat
Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet
karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam.
b. Dinas
sore tanggal 6 November 2007 adalah Ulfa dan Pusti.
c. Dinas
malam tanggal 6 November 2007 adalah Ujang.
B. Klasifikasi
Pasien
Pasien diklasifikasikan berdasarkan system klasifikasi yang dibagi dalam tiga
kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien:
1) Perawatan
total : klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per
24 jam
2) Perawatan
parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam
3) Perawatan
mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai
berikut:
a. Kategori
I: Perawatan mandiri / self care
Kegiatan sehari-hari dapat
dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional,
pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan
biasanya ringan dan sederhana.
b. Kategori
II: Perawatan sedang / partial / intermediate care
Kegiatan sehari-hari untuk
makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar mau makan,
eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini
monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status
emosional, kelancaran drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan
kesehatan untuk mendukung emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20
– 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dengan mengobservasi efek samping
obat atau reaksi alergi.
c. Kategori
III: Perawatan total/intensive care
Kebutuhan sehari-hari tidak
bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat.
Pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Petunjuk
penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan:
1. Dilakukan
satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang
sama selama 22 hari.
2. Setiap
pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi tiga
kriteria).
3. Kelompok
pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (I) pada
kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa
jumlah pasien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total.
4. Bila
hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
Klasifikasi Pasien berdasarkan Derajat
Ketergantungan:
Kriteria
ketergantungan
|
Jumlah pasien
perhari sesuai kriteria
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
dst
|
|
Perawatan minimal :
1. Kebersihan
diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan
minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi
dengan pengawasan
4. Observasi
tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan
minimal, status psikologis stabil
6. Pengobatan
prosedur memerlukan persiapan
|
|||||||||||
Perawatan parsial :
1. Kebersihan
diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi
tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Ambulasi
dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folley
kateter, intake output dicatat
5. Pasien dengan
pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
|
|||||||||||
Perawatan total :
1. Segalanya
diberi bantuan
2. Posisi
diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3. Makan
memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian
suction
5. Gelisah/disorientasi
|
|||||||||||
Jumlah total pasien per hari
|
Kebutuhan Tenaga Perawat
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada
suatu ruang rawat:
JUMLAH PASIEN
|
KLASIFIKASI
PASIEN
|
||||||||
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
|||||||
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
Pagi
|
Siang
|
Malam
|
|
1
|
0,17
|
0,14
|
0,10
|
0,27
|
0,15
|
0,07
|
0,36
|
0,30
|
0,20
|
2
|
0,34
|
0,28
|
0,20
|
0,54
|
0,30
|
0,14
|
0,72
|
0,60
|
0,40
|
3
|
0,51
|
0,48
|
0,30
|
0,81
|
0,45
|
0,21
|
1,08
|
0,90
|
0,60
|
Dst
|
Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22
pasien ( 3 pasien dengan perawatan minimal, 14 pasien dengan perawatan parsial
dan 5 pasien dengan perawatan total ) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk
jaga pagi adalah:
3 x 0,17
= 0,51
14 x 0,27 =
3,78
5
x 0,36 = 1,90
Jumlah
6,90
6 – 7 orang perawat
Libur/cuti
= ± 5 orang
Jumlah kebutuhan
perawat = jumlah kebutuhan perawat setiap hari + 5 orang +
kepala ruangan + ketua tim.
Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien
baru pada tim tertentu dengan mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban
kerja dapat terkait dengan jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.
PENGARAHAN
Pengarahan yaitu
penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai
padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang
digunakan pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).
Dalam
pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu
dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf,
seorang manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston,
1998)sebagai berikut:
1. Menciptakan
iklim motivasi
2. Mengelola
waktu secara efisien
3. Mendemonstarikan
keterampilan komunikasi yang terbaik
4. Mengelola
konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5. Melaksanakan
sistem pendelegasian dan supervisi
6. Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Menciptakan
budaya motivasi
2. Manajemen
waktu: Rencana Harian
3. Komunikasi
efektif melalui kegiatan:
a. Operan
antar shift
b. Pre
conference tim
c. Post
conference tim
4. Manajemen
konflik
5. Pendelegasian
dan supervisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar