Selasa, 02 April 2013

Pengorganisasian Dalam Keperawatan


Pengorganisasian Dalam Keperawatan

PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari:

A.    Pengorganisasian Tenaga
Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadual dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift
Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
Struktur Organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan system penugasan Tim Primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:

1.      Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a.       Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap Tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih.
b.      Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam)
c.       Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
d.      Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami kekurangan anggota.
e.       Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
f.       Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g.      Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya.
h.      Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam Tim.
i.        Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.
j.        Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

2.      Uraian Tugas (Job Deskripsi) Personil di MPKP
        Kepala Ruangan
      Management Approach:
a.       Perencanaan
a)      Menyusun visi
b)      Menyusun misi
c)      Menyusun filosofi
d)     Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan

b.      Pengorgansasian
a)    Membuat daftar alokasi pasien
c.       Pengarahan
a)      Memimpin operan
b)      Menciptakan iklim motivasi
c)      Mengatur pendelegasia
d)     Melakukan supervisi
d.      Pengendalian
a)      Mengevaluasi indikator mutu
b)      Melakukan audit dokumentasi
c)      Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.
d)     Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
a.       Compensatory reward
1)      Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
2)      Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
      c.       Professional Relationship
1)      Memimpin rapat keperawatan
2)      Memimpin konferensi kasus
3)      Melakukan rapat tim kesehatan
4)      Melakukan kolaborasi dengan dokter
      d.      Pasien care delivery
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah    keperawatan
 Ketua Tim
     Management Approach:
a.       Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b.      Pengorgansasian
1)         Menyusun jadual dinas bersama Kepala Ruangan
2)         Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c.       Pengarahan
1)      Memimpin Pre Conference
2)      Memimpin Post Conference
3)      Menciptakan iklim motivasi di Timnya
4)      Mengatur pendelegasian dalam Timnya
5)      Melaksanakan supervisi kepada anggota Timnya
d.      Pengendalian
1)      Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana
2)      Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
b.      Compensatory reward
Menilai kinerja Perawat Pelaksana
c.       Professional Relationship
1)      Melaksanakan konfrensi kasus
2)      Melakukan kolaborasi dengan dokter
d.      Pasien care delivery
         Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan
c.       Perawat Pelaksana
1)      Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian)
2)         Pasien Care Delivery
3)      Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan

Daftar Dinas Ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.

Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan keperawatan pasien. Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.


Contoh Daftar Pasien:

No
Nama Pasien
Nama Dokter
Nama Katim
Perawat PJ
Pagi
Sore
Malam
7/11-07
6/11-07
6/11-07

1
2
3
4
5
6
7
Tim I
Ferri
Zulkifli
Arman
Bary
Dullah
Ahmad
Dirman

Dr. Anton
Dr. Anton
Dr. Anton
Dr. Meti
Dr. Meti
Dr. Meti
Dr. Anton

Anita
Anita
Anita
Anita
Anita
Anita
Anita

Beti
Ujang
Henny
Ulfa
Tito
Pusti
Anita

Beti
Beti
Henny
Henny
Tito
Tito
Anita

Ulfa
Ulfa
Pusti
Ulfa
Pusti
Pusti
Pusti

Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Ujang
Tim II

Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh ketua Tim berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore. Contoh diatas menunjukkan:
a.       Dinas pagi tanggal 7 November 2007 adalah Beti, Henny, Tito dan Anita. Beti merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam.
b.      Dinas sore tanggal 6 November 2007 adalah Ulfa dan Pusti.
c.       Dinas malam tanggal 6 November 2007 adalah Ujang.

B.     Klasifikasi Pasien

            Pasien diklasifikasikan berdasarkan system klasifikasi yang dibagi dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien:
1)       Perawatan total     : klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam
2)       Perawatan parsial  : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam
3)       Perawatan mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam

            Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut:
      a.      Kategori I: Perawatan mandiri / self care
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana.
b.      Kategori II: Perawatan sedang / partial / intermediate care
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, memberi dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi. Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainase atau infus. Pasien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60 menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi alergi.
c.       Kategori III: Perawatan total/intensive care
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Petunjuk penetapan jumlah berdasarkan derajat ketergantungan:
1.    Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari.
2.    Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi tiga kriteria).
3.    Kelompok pasien sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (I) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah pasien yang ada dalam klasifikasi minimal, parsial dan total.
4.    Bila hanya mempunyai satu kriteria dari hasil klasifikasi tersebut maka pasien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
Klasifikasi Pasien berdasarkan Derajat Ketergantungan:

Kriteria ketergantungan
Jumlah pasien perhari sesuai kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
dst

Perawatan minimal :
1.   Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2.   Makan dan minum dilakukan sendiri
3.   Ambulasi dengan pengawasan
4.   Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5.   Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6.   Pengobatan prosedur memerlukan persiapan

Perawatan parsial :
1.   Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2.   Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3.   Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4.   Folley kateter, intake output dicatat
5.   Pasien dengan pasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur

Perawatan total :
1.   Segalanya diberi bantuan
2.   Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3.   Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4.   Pemakaian suction
5.   Gelisah/disorientasi

Jumlah total pasien per hari




Kebutuhan Tenaga Perawat
Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat:

JUMLAH PASIEN
KLASIFIKASI PASIEN
Minimal
Parsial
Total
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
Pagi
Siang
Malam
1
0,17
0,14
0,10
0,27
0,15
0,07
0,36
0,30
0,20
2
0,34
0,28
0,20
0,54
0,30
0,14
0,72
0,60
0,40
3
0,51
0,48
0,30
0,81
0,45
0,21
1,08
0,90
0,60
Dst

Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien ( 3 pasien dengan perawatan minimal, 14 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien dengan perawatan total ) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah:
3     x  0,17  =  0,51
14   x  0,27  =  3,78
5     x  0,36  =  1,90
Jumlah             6,90                 6 – 7 orang perawat

Libur/cuti                                = ± 5 orang
                                                   Jumlah kebutuhan perawat    = jumlah kebutuhan perawat setiap hari + 5 orang + kepala ruangan + ketua tim.
Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.


PENGARAHAN
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998)sebagai berikut:
1.    Menciptakan iklim motivasi
2.    Mengelola waktu secara efisien
3.    Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4.    Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5.    Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6.    Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1.    Menciptakan budaya motivasi
2.    Manajemen waktu: Rencana Harian
3.    Komunikasi efektif melalui kegiatan:
a.     Operan antar shift
b.    Pre conference tim
c.     Post conference tim
4.    Manajemen konflik
5.    Pendelegasian dan supervisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar