SWOT
SWOT
merupakan singkatan dari Strenght (
kekuatan )
Wea kn ess ( kelemahan ),
Opportunity
( peluang )
Threat ( ancaman ).
Strenght adalah
kekuatan yang dimiliki sebuah perusahaan.
Kekuatan yang dimaksud adalah suatu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam
mengelola kinerja perusahaannya. Antara lain kekuatan dalam mengolah input
(SDA, SDM, modal, dan manajemen ) untuk menghasilkan output yang bernilai
tinggi serta dapat bersang di dunia bisnis.
Weakness adalah
kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini setiap
perusahaan harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang
mereka miliki terhadap kinerja perusahaan. Mereka juga harus mampu
menindaklanjuti kelemahan yang mereka miliki agar dapat menemukan solusi dan
strategi yang jitu untuk menembus pasar.
Opportunity adalah
peluang perusahaan untuk meningkatkan daya saing serta untuk
menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan
berupa produk-produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini juga digunakan
untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang mereka hasilkan.
Threat adalah
ancaman bagi perusahaan baik itu dari luar maupun dari dalam. Ancaman
yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang
timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan antara satu divisi dengan
divisi lain atau salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah
organisasi perusahaan. Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian
seputar dimensi makro, faktor-faktor ekonomi ( naik turunnya harga bahan baku,
krisis ekonomi ), sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah,
politik dan teknologi.
SWOT singkatan dari strength, weakness, opportunity,
dan threat atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman.
- Kekuatan
merupakan hal yang positif yang sifatnya dari dalam/internal
- Kelemahan
merupakan hal yang negatif yang sifatnya dari dalam/internal
- Kesempatan
merupakan hal positif yang sifatnya dari luar/eksternal
- Ancaman
merupakan hal negatif yang sifatnya dari luar/eksternal
POAC
P
lanning
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (Al An Faal ayat 60)
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (Al An Faal ayat 60)
Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.
Yaitu harus SMART
Specific artinya
perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar
dan terlalu idealis.
M easurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
M easurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya.
Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
O rganizing
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Ash Shof ayat 4)
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. (Ash Shof ayat 4)
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam
perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian
dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki
tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description).
Semakin tinggi suatu jabatan
biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya juga
semakin besar penghasilannya.
Dengan pembagian tugas tersebut maka
pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas
sesuai dengan keahliannya masing-masing.
A ctuating
“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (At Taubah 105)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti
bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja
keras, kerja cerdas dan kerjasama.
Semua sumber daya manusia yang ada
harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan
dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal
khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk
memperebutkan lahan basah misalnya.
Karena pada dasarnya pekerjaan utama
pada organisasi bisnis adalah mencari laba. Namun untuk kemudahan dan
efektifitas maka pekerjaan tersebut dibagi-bagi sesuai dengan keahlian
dan kompetensi masing-masing SDM.
Begitupun dalam organisasi da’wah.
Tidak boleh saling serobot pekerjaan. Yang memiliki kompetensi tabligh
menjadi khatib. Yang memiliki potensi membina dia menjadi murabbi
(pendidik). Yang memiliki kompetensi keuangan akuntansi menjadi business
support (pendukung bisnis).
C ontrolling
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Al Qaaf 16-18)
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan
program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi,
pengawasan, inspeksi hingga audit.
Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
SEMOGA BERMANFAAT...........!!!