Selasa, 02 April 2013

DASAR ILMU ANATOM



Anatomi berasal dari bahasa Yunani "anatomia/anatemnei" yang artinya memotong.
Anatomi manusia/ antropotomi : merupakan suatu budang khusus yang mempelajari struktur tubuh manusia. Tubuh manusia seperti haknya tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.

Ilmu ini ditemukan setidaknya pada permulaan  tahun 1600 SM. saat dikeluarkan papirus ilmu anatomi oleh ilmuwan peradaban Mesir Kuno. dan pada saat itu telah dikenal beberapa organ dan pengetahuan dasar akan pembuluh darah.

Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memulai penelitiannya yang lebih baik mengenai sistem tubuh melalui hewan. Ia brhasil membedakan pembuluh balik (vena) dengan pembuli nadi (arteri) dan hubungan organ-organ yang lebih akurat.


Hippokrates adalah ilmuawan kedokteran Yunani kuno yang karyanya masih diakui hingga sekarang. ia adalah seorang dokter pada akhir abad ke-6 SM atau awal abad ke-5 SM. Hippokrates telah dapat memahami ilmu dasar mengenai sistem rangka dan otot, dan kerja organ seperti ginjal.

Herophilos adalah orang yang pertama kali mengembangkan ilmu anatomi berdasarkan struktur asli tubuh manusia. Penggunaan tubuh mati manusia (mayat) untuk penelitian ilmu anatomi dimulai pada abad ke-4 SM, saat tu Herophilos dan Erasistratus mempertunjukkan pembedahan mayat di Iskandariah di bawah bantuan dinasti Ptolemais.

Ilmuawan pada abad ke-16 dan 17, berhasil memehami mengenai :


sistem sirkulasi
penemuan kutup pada pembuluh balik
aliran darah dari ventrikel jantung kiri ke kanan
vena hepatika
sistem limfatik
Ilmu anatomi berjaya pada abad ke-17 dan 18. Dengan hadirnya perusahaan pencetakan, pertukaran ide dan pendapat serta dapat dengan mudahnya dilakukan di seluruh Eropa.

Pada abad ke-19, banyak ilmuawan yang memberikan gambaran anatomi lebih mendalam dibandingkan abad sebelumnya.

Permintaan mayat semakin meningkat, untuk itu berbagai cara dilakukan, bahkan pembunuhan. Melihat perkembangan yang tidak baik ini parlemen inggris mengeluarkan undang-undang Anatomi 1832, yang memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah

Pembatasan ini membuat di mulainya pengerjaan sebuah buku teks ilmu anatomi yang akhirnya terkenal, Gray's Anatomy.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah tentang paa 1981 :


Bedah Mayat Klinis
Bedah Mayat Anatomis
Transpalasi Alat dan atau Jarngan Tubuh Manusia. 
Hal ini dilakukan untuk menjaga dan menghormai jenazah sebagai peninggalan manusia. Bedah mayat klinis yang dimaksud adalah tindakan otopsi yang dilakukan untuk mengetahui sebab kematian pasien atau dalam kasus kriminal, dan memperoleh pengetahuan yang di anggap perlu. Bedah mayat anatomis adalah bedah mayat dalam rangka pendidikan.






Tubuh dibagi menjadi
- kepala dan leher (caput dan column)
- batang badan (truncus),
- anggota badan (membrum/ ekstremitas)
Truncus dibagi menjadi
thorax
abdomen
pelvis
Membrum/ ekstremitas terdiri
membrum superius dan inferius
Membrum superius terdiri dari:
brachium
antebrachium
manus
Membrum inferius terdiri dari
femur
cruris
pedis
- Membrum superius dihubungkan dengan
truncus oleh gelang bahu yang terdiri dari
clavicula dan scapula
- Membrum inferius dihubungkan dengan
truncus oleh gelang pelvis yang terdiri dari
coxae dan sacrum
Bidang / plana dan axis penting anatomi
Bidang / plana sagital adalah bidang
yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu
sisi kanan dan sisi kiri. Bidang sagital
yang membagi tepat ditengah sehingga
sisi kanan dan kiri simetris disebut
plana mediosagital.
– Pada plana sagital terdapat 2 axis atau
sumbu yaitu axis sagital dan axis
vertikal / longitodinal.
– Axis sagital adalah sumbu yang
berjalan dengan arah depan belakang.
– Axis vertikal / longitodinal adalah
sumbu yang berjalan dengan arah
atas bawah.
Bidang/ plana transversal/ horizontal
adalah bidang yang membagi tubuh
menjadi dua bagian yaitu atas dan
bawah.
– Pada plana transversal terdapat axis
transversal dan axis sagital.
– Axis transversal adalah sumbu yang
berjalan dengan arah kanan kiri
Bidang/ plana frontal atau coronal adalah
bidang yang membagi tubuh menjadi 2
sisi depan dan belakang.
- Pada plana frontal terdapat axis
transversal dan axis longitodinal.
Arah dalam anatomi
- Proximal = kearah titik perlekatan anggota
badan
- Distal = arah menjauhi batang badan
- Cranial = kearah kepala
- Superior = kearah atas dengan posisi tubuh
berdiri
- Caudal = kearah bokong
- Inferior = kearah bawah dengan posisi tubuh
berdiri
- Medial = kearah tengah, menuju bidang median
- Lateral = arah menjauhi garis tengah/ bidang
median
- Sentral = arah menuju tengah tubuh
- Perifer = arah menuju permukaan tubuh
- Anterior = kearah depan
- Posterior = kearah belakang
- Ventral = kearah abdomen
- Dorsal = kearah belakang/ punggung
- Palmar = kearah palma manus
- Plantar = kearah planta pedis
Arah arah pergerakan
- Fleksio = membengkokan
- Ekstensio = meluruskan
- Abduksio = menjauhi badan
- Adduksio = menuju kebadan
Garis (linea) anatomi
- Linea mediana = garis yang melintas tepat
ditengan tubuh dengan arah lintasan atas
bawah
- Linea sternalis = garis yang melintasi diatas
sternum
- Linea parasternalis = garis yang melintas pada
tepi sternum
- Linea medioclavicularis = garis yang melintas
melalui tengah os clavicula
- Linea axillaris = garis yang melintasi tepi axilla
Istilah-istilah
yang berhubungan dgn posisi
- Istilah superfisial dan profunda menyatakan
hubungan jarak struktur dengan permukaan
tubuh. Superfisial adalah jarak yang lebih
dekat ke permukaan.
Sedangkan profunda adalah sebaliknya.
- Interna dan eksterna digunakan untuk
menyatakan jarak relatif suatu struktur dari
pusat organ atau rongga.
Interna berarti dekat dengan pusat organ atau
berada didalam rongga. Eksterna berarti
sebaliknya.
- Ipsilateral menyatakan terletak pada sisi
tubuh yang sama.
- Kontralateral menyatakan terletak pada sisi
yang berlawanan
Istilah yang berhubungan dengan gerak
- Fleksio adalah pergerakan yang berlangsung
dalam bidang sagital.
Biasanya merupakan gerakan anterior, tetapi
kadang –kadang merupakan gerakan posterior
seperti pada sendi lutut.
- Ekstensio berarti meluruskan sendi dan
biasanya berlangsung kearah posterior.
- Laterofleksi merupakan pergerakan tubuh
pada bidang koronal.
- Abduksio ekstremitas adalah pergerakan
menjauhi garis tengah tubuh dalam bidang
koronal.
- Adduksio adalah pergerakan dalam bidang
koronal yang mendekati tubuh.
- Rotasio adalah pergerakan bagian tubuh
mengelilingi sumbu panjangnya.
- Rotasi medial adalah pergerakan dimana
permukaan anterior suatu bagian menghadap
ke medial.
- Rotasio lateral adalah pergerakan dimana
permukaan anterior suatu bagian menghadap
ke lateral.
- Pronasio lengan bawah adalah rotasi medial
lengan bawah sedemikian rupa sehingga
telapak tangan menghadap ke posterior.
- Supinasio lengan bawah merupakan rotasio
lateral lengan bawah dari posisi pronasio
sehingga telapak tangan menghadap ke
anterior.
- Sirkumduksio merupakan urutan pergerakan
fleksio, ekstensio, abduksio dan adduksio.
- Protraksio adalah pergerakan kedepan,
retraksio adalah pergerakan kebelakang
(keduanya digunakan untuk menggambarkan
pergerakan kedepan / kebelakang rahang pada
artikulus temporomandibularis).
- Inversio adalah pergerakan kaki sehingga kaki
menghadap ke arah medial.
- Eversio adalah pergerakan kaki yang
berlawanan sehingga telapak kaki kaki
menghadap ke lateral.




ANATOMI FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER MASSA MATERNAL
JANTUNG
Organ: muskular berongga.
Bentuk: mirip piramid.
Letak: dalam pericardium di mediastinum.
Permukaan: facies sternocostalis (anterior), facies diaphragmatica (inferior) dan basis cordis (posterior).
Apexnya mengarah ke bawah, depan dan kiri. Apex cordis dibentuk oleh ventrikel kiri, setinggi spatium intercostalis VI, 3,5 inci (9 cm) dari garis tengah.



JANTUNG (COR)
Ukuran: sebesar kepalan tinju (pada individu normal)
Bagian:
◦Basis
◦Apex

SELAPUT PEMBUNGKUS JANTUNG
Pericardium terbagi dua:
◦Pericardium fibrosum
◦Pericardium serosum
–Parietalis
–Visceralis
Cavitas pericardialis
Miocardium
Endocardium




RUANG JANTUNG
Septa vertikal menjadi jantung kiri dan kanan.
Tiap sisi jantung, dibagi yaitu atrium / aurikel / auricle di atas dan ventrikel di bawah.
Antara atrium dan ventrikel terdapat lubang atrio-ventrikuler yang memiliki katup.
Pada yang kanan disebut katup / valvula trikuspidalis dan yang kiri disebut katup mitral / bikuspidalis.

MUARA-MUARA JANTUNG
Atrium kanan 
Vena cava superior dan Vena cava inferior
Lubang VCI: katup semilunar Eustachius 
Ventrikel kanan 
Arteri pulmonalis
Lubang: katup semilunar pulmonaris
Atrium kiri
Vena pulmonalis terdapat empat
Ventrikel kiri
Aorta
Lubang: katup semilunar aortic




BUNYI JANTUNG
Dua bunyi: lub-dub.
Katup trikuspidalis: ujung bawah kanan corpus sterni.
Katup mitralis: denyut apex.
Katup pulmonalis: ujung medial spatium intercostalis II kiri.
Katup aortic: ujung medial spatium intercostalis II kanan.
Fisiologi Sistem Kardiovaskular Pada Masa Janin

A. Perkembangan Kardiovaskular
Kardiovaskular merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus dalam proses embriologi, khususnya dalam penerimaan pengaturan makanan dan oksigen. Pembuluh darah berasal dari bahan mesoderm saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal, terbentuk empat ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya berpisah. Hal ini untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang keluar dari paru-paru dan sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan kedua, ventrikel telah terpisah dan dua atrium juga secara parsial. Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada saat didalam uterus darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara maksimal) yakni semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke dalam vena kava superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium dapat memungkinkan separuh darah menyilang ke sisi kiri dan kemungkinan fungsi pompa jantung dibagi diantara ventrikel. Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan seiring dengan berkembangnya arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga dewasa tetap menjadi aorta dan arkus yang terakhir menjadi aorta pulmonalis.
Awal denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan dini kontrol jantung ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf hormon akhirnya juga mempengaruhi denyutan jantung seperti saraf simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin, dan nor adrenalin serta adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat belum terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah plasenta, dimana arteri umbilikalis mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus kemudian ke plasenta. Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam vena umbilikalis. Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan melintas melalui duktus venosus atau melalui vena hepatika kedalam vena kava inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati melalui cabang vena umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima darah dari vena porta. Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati jantung darah dibagi menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian darah dialirkan dari vena kava inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis, sementara sejumlah kecil memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava superior. Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung kiri ke miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala, ekstremitas atas lewat aorta asenden, kemudian setelah meninggalkan ventrikel darah memasuki trunkus pulmonalis dan darah langsung ke paru lewat duktus arteriosus dan memasuki aorta desenden ke seluruh badan dan anggota gerak bawah. Setelah perkembangan dalam uterus maka akan terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra uterus dimana susunan sirkulasinya pun berubah dan terjadi perubahan pada foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus.
Saat kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru dapat menyebabkan tekanan sisi jantung kanan menurun karena adanya tahanan paru yang menurun dan sedikitnya darah mengalir kembali kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya pengangkatan plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri, katup pun menutup. Beberapa minggu terjadiperubahan tekanan, kedua sisi katup dapat membuka dan kadang juga terjadi kegagalan untuk menutup dan akhirnya darah bercampur lagi. Selain itu, pada perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan vaskular mengalami perubahan yakni melakukan gerakan darah dari arteri pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru. Saat kehidupan di uterus, tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta, sehingga aliran dalam duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan menutup karena peningkatan tekanan oksigen dalam darah dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus paten. Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam pengendalian tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia, duktus ini akan menutup selama beberapa menit setelah kelahiran dan penutupan lengkap dalam waktu 20 hari (Saccharin, Rosa M.:1986).
B. Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah
Dalam memahami jantung atau sebuah sistem kardiovaskular terdapat tiga komponen yang berperan dalam sebuah sistem yakni jantung itu sendiri sebagai alat untuk memompa, pembuluh darah sebagai tempat untuk mengalirkan, dan darah bagian yang mengatur sistem berjalan sesuai dengan kondisi yang ada. Jantung dalam bekerja sebagai alat untuk mengsirkulasikan darah ke paru guna pertukaran gas. Dalam jantung terdapat berbagai ruangan. Hal ini guna mencegah percampuran darah. Jantung menerima darah teroksigenasi dari vena kava superior, vena kava inferior, dan sistem koroner, dengan melalui katup trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan yang dipompakan menuju paru, melalui katup mitral ke ventrikel kiri untuk sirkulasi sistemik. Arteri koronaria memberikan darah ke miokardium dan arteri koronaria itu sendiri memiliki cabang sebagai berikut. Arteria decending dan anterior serta arteria sirkumfleksi. Arteria koronria bagian kanan juga akan memberikan darah ke nodus SA ventrikel kanan. Vena koronria akan mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi ke dalam paru.kontraksi jantung diawali dari nodus SA dalam atrium kanan kemudian impuls nodus SA akan berjalan ke atrium kiri melalui bundle bachman dan ke nodus AV dan HIS sampai kontraksi atrium maksimal. Kemudian impuls akan berjalan dari AV junction ke bundle HIS melalui atrionodal dan kemudian ke serabut purkinye serta akan menghasilkan kontraksi pada ventrikel (Yasmin A., Ni Luh Gede:1993).
Pembuluh Darah sebagai tempat untuk mengalirkan darah yang dipompa oleh jantung ke sel, sangat penting dalam menghantarkan sirkulasi. Apabila saluran mengalami gangguan atau pembuntuan, maka akan menghambat peredaran dan mengganggu sistem kardiovaskular secara utuh. Masalah yang sering terjadi adalah adanya aterosklerosis,apabila bagian media atau tengah yang mengalami hal yang sama maka akan terjadi aterosklerosis. Seharusnya bagian tersebut elastis.


SIRKULASI DARAH JANIN
Sistem sirkulasi darah janin adalah:
◦Foramen ovale
◦Duktus arteriosus Botalli
◦Arteriae umbilikales lateralis
◦Duktus venosus Arantii


Sirkulasi Pada Janin
Terdapat beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, akan dan orang dewasa. Sewaktu berada didalam rahim, janin tidak menerima oksigen melalui paru-paru. Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta dan masuk ke vena umbilikalis. Vena umbilikalis menyalurkan darah kaya oksigen ke sisi kanan jantung janin melalui vena kava. Karena sumber oksigen berasal dari ibu, paru janin dan sebagian besar pembuluh darah yang menyuplainya berada dalam keadaan kolaps sehingga timbul resistensi yang tinggi terhadap aliran darah di paru janin, terutama apabila dibandingkan dengan aliran sirkulasi sistemik janin yang memiliki resistensi sangat rendah karena pembuluh plasenta terbuka lebar.
Terdapat perbedaan struktural karakteristik sirkulasi janin. Pada janin, ada dua hubungan pirau (shunt) yang memanfaatkan sumber oksigen ibu dan tingginya resistensi sirkulasi paru. Hubungan yang pertama adalah lubang antara atrium kanan dan atrium kiri, yang disebutforamen ovale. Karena resistensi sirkulasi paru yang keluar dari ventrikelkanan yang sangat tinggi, darah janin mengalir ke daerah dengan resistensi rendah: dari atrium kanan ke kiri melalui foramen ovale. Karena darah yang masuk ke vena kava di janin telah mengalami oksigenasi di plasenta, pirau kanan ke kiri ini merupakan cara adaptasi yang efisien. Darah yang kaya oksigen disalurkan ke sirkulasi sistemik (sisi kiri) tanpa perlu mengirim darah ke sistem paru yang tidak berfungsi dan kolaps.
Sistem paru kedua antar sisi kanan dan kiri sirkulasi janin adlah hubunagn vaskular antara arteri pulmonalis dan aorta. Hubungan ini disebut Duktus Arteriosus. Duktus ini memungkinkan darah beroksigen yang meninggalkan sisi kanan jantung menghindari paru janin dan mengalir langsung ke sirkulasi sistemik yang resistensinya rendah. Harus diperhatikan bahwa paru janin menerima sedikit darah yang mengalir ke arteri pulmonalis sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan paru.


PEREDARAN DARAH JANIN
}Darah dari tali pusat (v.umbilikales) ke v.kava inferior (duct.venosus Arantii) ke atrium kanan. Sebagian kecil darah ke hati lalu ke v.kava inferior.
}Darah dari atrium kanan mengalir ke atrium kiri (foramen ovale) kemudian ke ventrikel kiri dan ke aorta. Sebagian kecil darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
}Darah dari ventrikel kanan mengalir ke aorta (duct.Botalli). Sebagian kecil darah menuju paru-paru kemudian ke atrium kiri.


DAFTAR PUSTAKA
}Hidayat, A. Aziz Alimul., 2008, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak buku 2, Salemba Medika: Jakarta.
}Corwin, Elizabeth J., 2009, Buku Saku Patofisiologi Ed.3, EGC: Jakarta.
}Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung.Obsterti Fisiologi. Edisi 1983. Percetakan Eleman : Bandung.


Definisi Anatomi

Cabang-cabang Anatomi
Anatomi dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. anatomi makroskopik
2. anatomi mikroskopik
Anatomi makroskopik mempelajari struktur dan bentuk bagian-bagian yang dapat terlihat mata biasa. Yang termasuk dalam lingkup ini adalah :
1. anatomi deskriptif/sistematika : uraian disajikan secara sistem persistem. Anatomi deskriptif memuat :
a. Osteologia (sistem skletale) yang membahas bentuk, susunan dan fungsi tulang dan tulang rawan
b. Arthrologia (sistem articulare) yang membahas bentuk, susunan dan peranan hubungan antar tulang termasuk persendian
c. Myologia (sistem musculare) yang membahas bentuk, susunan dan peranan otot-otot
d. Angiologia (sistem vasculare) membahas sitem sirkulasi dan limfe
e. Neurologia (sistem nervosum) membahas sistem saraf pusat dan saraf tepi
f. Apparatus digestoria (sistem digestive) membahas sistem pencernaan makanan
g. Apparatus respiratorius (sistem respirasi) membahas saluran-saluran udara pernafasan dari hidung sampai paru
h. Apparatus urogenitalis (sistem urogenitale) membahas sistem perkemihan dan reproduksi
i. Glandula endokrin membahas kelenjar-kelenjar hormon
j. Integumentum commune membahas sistem pelindung permukaan tubuh yaitu kulit dan alat-alat yang terdapat padanya sepertirambut dan kuku.

2. Anatomi topographica/regional : mempelajari kedudukan suatu alat tertentu terhadap alat lainnya, terdiri dari :
a. Sintopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap alat tubuh lainnya
b. Skletopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap tulang atau kerangka
c. Holotopia : mempelajari letak sebenarnya suatu alat tubuh
3. Anatomi terapan : anatomi yang uraiannya lebih dikhususkan pada kepentingan diagnosa dan terapi
4. Anatomi permukaan : anatomi yang mediskripsikan tanda-tanda pada permukaan tubuh sebagai penentu kedudukan alat-alat dalam.
Anatomi mikroskopik adalah anatomi yang mempelajari struktur dan bentuk bagian-bagian tubuh dengan menggunakan bantuan alat optik (misal mikroskop). Yang dipelajari adalah sel (cytologi), jaringan (histologi) dan organ (organologi).
Terminologi Anatomi
Posisi anatomis adalah posisi tubuh tertentu, yaitu :
- posisi badan berdiri tegak
- kepala, mata dan jari kaki menghadap ke depan
- anggota badan atas berada di samping dan merapat sehingga telapak tangan menghadap ke depan
- arah ibu jari menjauhi bidang median
kata-kata istilah yang menunjukkan bidang anatomis :
- bidang median : bidang vertikal yang berjalan longitudinal melalui tubuh dan membagi tubuh menjadi dua bagian kiri dan kanan secara simetris
- bidang sagittal : bidang vertikal yang sejajar bidang median
- bidang frontal : bidang vertikal yang tegak lurus bidang median dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang
- bidang coronal : bidang frontal yang khusus digunakan pada kepala
- bidang horizontal : bidang yang tegak lurus terhadap bidang median dan frontal dan membagi tubuh atas dan bawah.
Garis anatomis adalah suatu garis khayal yang terletak pada tubuh pada posisi tertentu, antara lain :
- linea mediana anterior : merupakan garis potong anatara bidang median dengan permukaan tubuh
- linea mediana posterior : garis potong antara bidang median dengan permukaan belakang tubuh
- linea sternalis : garis khayal pada tepi lateral sternum
- linea medioclavicularis : sejajar linea mediana dan melalui pertengahan clavicula
- linea mammilaris : sejajar garis media dan melalui papilla mammae
Istilah yang menunjukkan arah dan posisi :
- medial : lebih dekat ke bidang median
- lateral : lebih jauh dari bidang median
- anterior (ventral) : ke arah muka
- posterior (dorsal) : ke arah belakang, lebih dekat dengan punggung
- superior (cranial) : ke arah atas (ke arah tengkorak)
- inferior (caudal) : ke arah bawah (ke arah ekor, di bawah)
Istilah yang berlaku bagi lengan, tungkai dan tengkorak :
- proximal : ke arah pangkal, pada pangkal
- distal : ke arah ujung, menjauhi pagkal, di ujungnya
- volar atau palmar : kearah yang sama dengan telapak tangan
- plantar : ke arah yang sama dengan telapak kaki
- radial : ke arah letak radius
- ulnar : ke arah letak ulnar
- tibial : ke arah letak tibia
- fibular : ke arah letak fibula
- frontal : ke arah muka, berlaku bagi kepala
- oksipital : ke arah belakang/disebelah belakang, berlaku di kepala
SYSTEMA SKELETALE
DEFINISI
Istilah osteologi berasal dari bahasa yunani : osteon dan logos. Osteon berarti tulang dan logos berarti ilmu. Jadi osteologi adalah cabang anatomi yang mempelajari tulang. Tulang sebagai suatu sistem dipelajari dalam systema skletale; istilah ini berasal dari bahasa latin skeleton yang berarti kerangka.
STRUKTUR DAN JARINGAN TULANG
Skeleton terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang (pars ossea) dan bagian tulang rawan (pars cartilagenosa).
Pars ossea. Berdasarkan bentuk dan ukuran tlang dapat diklasifikasikan menjadi os longum (tulang panjang), os breve (tulang pendek), os planum (tulang pipih), os irregulare (tulang tidak beraturan), dan os pneumaticum (tulang berongga).
Os longum mempunyai ukuran panjang melebihi lebar dan tebalnya, misal os humerus dan os femur. Terdiri dari 3 bagian :
1. diaphysis : bagian batang
2. epiphysis : bagian ujung, dipisahkan dari diaphysis oleh jaringan cartilago yang disebut discus epiphysialis
3. metaphysis, bagian diaphysis yang berdekatan dengan epiphysis, memgandung zona pertumbuhan
struktur os longum terdiri atas :
- periosteum : jaringan pengikat yang melapisi tulang dari sebelah luar
- endosteum : jaringan pengikat yang melapisi tulang dari sebelah dalam
- substantia compacta : bagian yang padat
- susbstantia spongiosa : bagian yang berongga
- cavitas medullaris : ronga dalam tulang yang berisi medulla ossium rubra dan medulla ossium flava
Os breve, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal seimbang, contoh os carpi
Os planum, memiliki tebal lebih kecil dari panjang dan lebarnya, misal os costae dan sternum.
Os irregulare, punya bentuk tidak beraturan, contoh os coxae dan os sphenoidale
Os pneumaticum, tulang yang dalamnya empunyai rongga dan berisi udara, contoh os frontale dan ethmoidale.
Pars cartilaginosa. Cartilago adalah jaringan ikat yang ulet, lenting yang disusun oleh sel-sel dan serabut-serabut dan dikelilingi oleh matrik interseluler serupa gel yang keras. Berdasarkan jenis dan jumlah jaringan ikat penyusun matriksnya cartalago dapat diklasifikasikan menjadi :
1. cartilago hyalin
2. cartilago fibrosa
3. cartilago elastica
cartilago hyalin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- paling banyak dijumpai
- matriks jernih, tembus cahaya
- indeks bias matrik dan kolagen sama
- dapat dijumpai pada cartilago articularis, costalis, trachea, larynx dan septum nasi
Cartilago fibrosa mempunyai karakteristik :
- serabut-serabut yg ada dalam matriks adalah kolagen
- jumlah matriks lebih sedikit
- terdapat pada articulatio cartilaginea misal pada artic. Temporomandibularis
Cartilago elastica mempunyai karakteristik :
- matriks penyusunnya adalah elastik
- jarang mengalami pengapuran
- terdapat pada auricula, tuba auditiva, larynx
SKELETON HUMANUM (KERANGKA MANUSIA)
Terdiri dari :
1. Cranium (tulang tengkorak)
2. skeleton trunci (kerangka badan)
3. cingulum superius (gelang bahu)
4. skeleton extremitas superior (anggota gerak atas)
5. cingulum inferius (gelang panggul)
6. skeleton extremitas inferius (anggota gerak bawah

CRANIUM
Terdiri atas dua :
a. neurocranium (yang meliputi otak)
1. os frontale (dahi)
2. os parietale
3. os temporale (pelipis)
4. os sphenoidale
5. os occipitale (tulang belakang kepala)
6. os ethmoidale
b. viscerocranium (yang membentuk muka) :
1. os maxillare (rahang atas)
2. os palatinum (langit-langit
3. os nasale (hidung)
4. os lacrimale (air mata)
5. os zygomaticum (pipi)
6. concha nasalis inferior
7. vomer (sekat hidung)
8. os mandibulare (rahang bawah)
SKELETON TRUNCI
1. columna vertebralis (tulang belakang) :
- vertebra cervicalis (leher) 7 ruas
- vertebra thoracalis (punggung) 12 ruas
- vertebra lumbalis (pinggang) 5 ruas
- os sacrum 5 ruas
- os cocygeus (ekor) 3-4 ruas
Lengkung ke ventral lordosis, ke belakang kyphosis, ke lateral skoliosis.
2. Costa (tulang iga/rusuk), ada yang berbentuk tulang disebut os costae dan ada yang berbentuk tulang rawan atau cartilago costalis, pada manusia berjumlah 12 pasang
3. os sternum (tulang dada) terdiri dari
- manubrium sterni
- corpus sterni
- processus xypoideus
CINGULUM SUPERIUS
1. clavicula (tulang selangka, 1 pasang)
2. scapula (tulang belikat, 1 pasang)

SKELETON EXTREMITAS SUPERIOR, terdiri dari :
1. os humerus (lengan atas) 1 pasang
2. os radius (pengumpil) 1 pasang
3. os ulna (hasta) 1 pasang
4. ossa carpalia (pergelangan tangan) 8 pasang
5. ossa metacarpalia (telapak tangan) 5 pasang
6. os phalanges (jari tangan)
CINGULUM INFERIUS atau TULANG PELVIS, terdiri dari :
a. os sacrum
b. os cocygeus
c. os coxae, terdiri dari os illium, os ischii, os pubis
rongga yang dibatasi oleh kedua os coxae, sacrum dan cocygeus disebut cavitas(rongga pelvis), cavitas pelvis dibagi oleh linea terminalis menjadi dua bagian :
1. pelvis major disebelah atas
2. pelvis minor disebelah bawah
pintu masuk ke dalam pelvis minor disebut aditus pelvis (apertura pelvis superior/pintu atas panggul/PAP), pintu keluar dari pelvis minor disebut exitus pelvis (apertura pelvis inferior/pintu bawah panggul/PBP)
Menurut bentuk aditus pelvis, pelvis wanita dapat dibagi menjadi :
1. pelvis gynecoid, bentuk hampir bulat, tedapat pada 50% wanita
2. pelvis android, seperti gambaran jantung
3. pelvis anthropoid, bentuk oval, sempit dan memanjang dengan sumbu panjang ke arah anteroposterior
4. pelvis platypelloid, bentuk ellips, sumbu panjang ke arah transversal
Perbedaan pelvis wanita dan laki-laki :
1. arcus pubis pada wanita lebih besar (>90 derajat)
2. aditus pelvis wanita hampir bulat laki-laki seperti jantung
3. ala ossis illi wanita lebih lebar
4. os sacrum pada wanita lebih pendek, lebar dan kurang melengkung
5. spina ischiadica wanita tidak menonjol
Pelvimetri (ukuran-ukuran pada pelvis)
1. conjugata anatomica : jarak antara promontorium dan tepi atas simpisis pubis
2. conjugata obstetrica (gynaecologica) : jarak antara promontorium dan dinding posterior simpisis pubis
3. conjugata diagonalis : jarak antara promontorium dan tepi bawah simpisis pubis
4. diameter transversa : ukuran transversal terbesar pada aditus pelvis
5. diameter obliqua I : jarak antara artic. Sacroiliaca dexta dan eminentia iliopectinea sin
6. diameter obliqua II : jarak antara artic. Sacroiliaca sin dan eminentia iliopectinea dextra
SKELETON EXTREMITAS INFERIOR, terdiri dari :
1. os femur (paha) 1 pasang
2. os patella (lutut) 1 pasang
3. os tibia (tulang kering) 1 pasang
4. os fibula (tulang betis) 1 pasang
5. ossa tarsi (pergelangan kaki) 7 pasang
6. ossa metatarsi (telapak kaki) 5 pasang
7. phalanges (tulang jari kaki)
SYSTEMA ARTICULARE (ARTHROLOGI)
DEFINISI
Berasal dari bahasa yunani arthron yang berarti sendi dan logos yang berati ilmu. Jadi arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem hubungan antara dua atau lebih komponen kerangka.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN STRUKTUR

1. articulatio fibrosa (syanarthrosis), terdiri atas :
a. gomphosis, hubungan tonjolan dengan kantong. Contoh persendian gigi dengan alveolus tulangnya
b. sutura, permukaan tulang yang berhubungan berkelok saling sesuai, tidak ada gerakan. Contoh sutura coronalis pada kepala
c. syndesmosis, jaringan ikat fibrosa banyak, gerakan sedikit. Contoh syndesmosis tibiofibularis
2. articulatio cartilaginea, disatukan oleh cartilago hyalin, contoh simpisis pubis
3. articulatio synovialis (diarthrosis), mempunyai ruang, cairan sinovia, permukaan (facies articularis) ditutupi cartilago hyalin, disatukan oleh capsula articularis atau ligamenta
BERDASARKAN GERAKAN
Articulatio sinovialis dibagi menjadi subklas :
1. artic. Monoaxialis, jumlah axis 1 buah, contoh : arti trochoidea dan ginglimus
2. artic. Biaxialis , jumlah axis 2 buah, contoh artic. Ellipsoidea dan sellaris
3. artic. Triaxialis, jumlah axis 3 buah, contoh : artic. Spheroidea
berdasarkan gerakan yang dapat dilakukan, dibagi menjadi :
1. articulatio plana, facies articularis melengkung ringan, memungkinkan penggelincirian keberbagai arah atau pemutaran tulangv yang satu terhadap tulang yang lain
2. gynglimus (sendi engsel) : facies articularis berbentuk silinder, kemungkinan gerak dalam satu bidang yaitu flexi dan extensi, contoh artic interphalanges
3. artic condylaris, punya dua facies artic, gerakan mirip ginglimus, contoh artic genu
4. artic spheroidea (enarthrosis), facies articularis berbentuk spheris/bulan sabit, gerakan yang mungkin anteflexio, retroflexio, exorotatio, endorotatio, abductio, adductio, sircumductio, contoh : artic humeri
5. artic ellipsoidea, facies artic berbentuk ellips, contoh radiocarpea
6. artic sellaris (sendi pelana), facies artic berbentuk pelana, contoh artic carpometacarpalis 1
7. artic trochoidea (sendi poros), facies artic seperti cincin, contoh artic radioulnaris
Range of movement (luas gerakan), pada sendi mempunyai variasi individu dan dibatasi oleh adanya :
1. otot-otot yang bekerja pada sendi
2. bentuk tulang dan facies articularis
3. ligamentum dan capsula articularis
4. struktur/jaringan sekitar sendi

ANATOMI MUSKULOSKELETAL


SKEMA TULANG
Susunan tulang
1.       Tulang kepala
2.       Kerangka dada 25 buah
3.       Tulang belakang dan pinggul 26 buah
4.       Tulang anggota geak atas 64 buah
5.       Tulang anggota gerak bawah 62 buah

BAGIAN-BAGIAN TULANG
1.       Foramen (lubang pada tulang)
2.       Fosa (lekuk tulang)
3.       Prosesus (tonjolan tulang)
4.       Kondilus (taju bundar)
5.       Tuberkel (tojolan kecil)
6.       Tuberositas (tonjolan besar)
7.       Trokanter (tonjolan besar tulang paha)
8.       Krista (tepi tulang usus)
9.       Spina (tonjolan pada tulang usus)
10.   Kaput (kepal tulang)

TULANG TENGKORAK
1.       Tengkorak otak
Gubah tengkorak
         Os frontal/ tulang dahi
         Os parietal/ tulang ubun-ubun
         Os oksipetal/ tulang belakang kepala
         Os temporal/ tulang samping tengkorak
Dasar tengkorak
         Os sfenoidal/ tulang baji
         Os etmoidal/ tulang tapis
         Samping tengkorak
         Spongeosa
         Petrusum

2.       Tengkorak wajah
Bagian hidung
         Os lakrimal/ tulang air mata
         Os konka nasal/ tulang karang hidung
         Os nasal/ tulang hidung
         Septum nasal/ tulang sekat ronggo hidung
Bagian rahang
         Os maksilaris. Tulang rahang atas
         Os mandibularis/ tulang rahang bawah
         Os zigomatikum/ tulang pipi
         Os palatum/ tulang langit-langit
         Palatum durum/ tulang keras
         Palatum mole/ tulang lunak
         Os hioid/ tulang lidah

3.       Kolumna vertebralis
         Vertebra servikalis (7 ruas)
  Ruas pertama = tulang atlas
  Ruas kedua = aksis (epistropeus)
  Ruas ketujuh = vertebra prominans
         Vertebra torakalis (12 ruas)
  Badan ruas
  Lengkung ruas :   Pros. Spinosus
Pros. transversus
         Vertebra lumbalis (5 ruas)
  Ruas kelima = promontium
         Vertebra sakralis (5 ruas)
  Lubang kecil = foramen sakralis
         Vertebra koksigitalis (4 ruas)
  Menjadi 1 buah tulang
  Persendian dengan tulang sakrum
4.       Kerangka dada
         Os sternum/ tulang dada
    Manubrium sterni
    Korpus streni
    Prosesus xifoid
         Os kosta/ tulang iga
    Kosta vera/ tulang iga sejati
    Kosta spuria/ tulang iga tidak sejati
    Kosta fluitante/iga melayang
5.       Kerangka panggul
         Os ileum/ tulang usus
  Fosa iliaka
  Spina iliaka
  Krista iliaka
         Os pubis/ tulang kemaluan
  Simpisis pubis
  Tuberkel pubis
         Os iskhi/ tulang duduk
  Tuberositas iskhiadikum
  Foramen obturatum
  Asetabulum
6.       Anggota gerak atas
         Skapula/ tulang selangka
  Prosesus korakoid
  Fosa supra skapula
  Fosa infra skapula
  Kavum glenoid
         Klavikula/ tulang belikat
  Akromion
  Ekstrimitas sternalis
  Ekstrimitas akrominalis
  Humerus/ tulang lengan
  Kaput humeri/kepala sendi
  Kolumna humeri/lekukan pada tulang
  Tuberkel mayor dan minor
  Fosa olekrani/lekukan belakang
  Fosa koronoid/lekukan depan
  Kapitulum
  Epikondilus lateralis
         Ulna/ tulang hasta
  prosesus olekrani
  prosesus stiloid
         Radius/ tulang pengumpil
  Kaput radialis
  Tuberositas radialis
         Karpal/ pergelangan tangan
  Baris pertama/bagian proksimal
Navikular/ tulang bentuk kapal
Lunatum/bulan sabit
Troquetrum/segitiga
Fisiformis/bentuk kacang



  Baris kedua/bagian distal
Multingulum mayus/segi banyak
Multingulum minus/segi sedikit
Kapitatum/tulang berkepala
Hamatum/ tulang berkait
         Metakarpal/ tulang telapak tangan
  5 ruas tulang
  bersendi dengan jari tangan
         Falangus/ tulang jari tangan
  14 ruas tulang di bentuk dalam 5 baris tulang
  membentuk persendian dengan tulang tangan dan sendi masing-masing jari
7.       Anggota gerak bawah
         Femoralis/ tulang paha
  Kaput femoris
  Kolumna femoris
  Trokanter mayor
  Trokanter minor
  Kondilus medialis
  Kondilus lateralis
         Patela/tempurung lutut
         Tibia/ tulang kering
  Prosesus interkondiloid
  Fosa interkondiloid
  Maleolus medialis
  Tuberositas tibia fibula/ tulang betis
  Maleolus lateralis
  Prosesus stiloid
         Tarsalia/pergelangan kaki
  Talus
  Kalkaneus
  Navikular
  Kuboidea
  Kunaiformi
Lateralis
Inter medialis
Medialis
         Meta tarsus/ telapak tangan
  5 ruas tulang pendek
         falang/ jari tangan
  14 ruas tulang pendek
  membentuk 5 baris tulang
  sesamoid pada ruas jari pertama

PERSAMBUNGAN TULANG (SENDI)
1.      Sendi fibrus/sinartrosis
  Sendi tulang bergerigi/sutura
  Sendi tibia dan fibula inferior
2.      Sendi tulang rawan/amfiartrosis
  Sendi simpisis pubis
  Sendi manubrium sterni dan korpus sterni
3.      Sendi sinovial/diartrosis
  Sendi putar
         Sendi panggul
         Sendi bahu
  Sendi kondiloid
         Pergelangan kaki
         Pergelangan tangan
  Sendi engsel
         Sendi siku
         Sendi lutut
  Sendi berporos
         Pronasi/ulna dan radius sejajar
         Supinasi/ulna dan radius menyilang
  Sendi pelana/sendi timbal-balik
         Pergelangan tangan
4.      Sendi anggota gerak atas
  Sendi sterno klavikularis
  Sendi akromium kalvikular
  Sendi humero skapular
  Sendi humero radial
  Sendi radio ulnari
5.      Sendi tangan dan jari tangan
  Sendi karpal
  Sendi karpo metakarpalia
  Sendi metakarpo falangeal
  Sendi interfalangeal
6.      Sendi panggul
  Gerak sendi ke semua arah
7.      Sendi lutut
  Terdapat patela
8.      Sendi tibio fibular
  Sendi ketiga tulang tibian fibula, dan femur
9.      Sendi pergelangan kaki
  Fleksi dan plantar fleksi
  Diperkuat oleh legamentum deltoid
10.  Sendi telapak kaki
  Abduksi
  adduksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar