Anatomi berasal dari bahasa Yunani "anatomia/anatemnei" yang artinya memotong.
Anatomi manusia/ antropotomi : merupakan suatu budang khusus yang mempelajari struktur tubuh manusia. Tubuh manusia seperti haknya tubuh hewan, terdiri atas sistem, yang terdiri atas organ-organ, yang terdiri atas jaringan, yang terdiri atas sel.
Ilmu ini ditemukan setidaknya pada permulaan tahun 1600 SM. saat dikeluarkan papirus ilmu anatomi oleh ilmuwan peradaban Mesir Kuno. dan pada saat itu telah dikenal beberapa organ dan pengetahuan dasar akan pembuluh darah.
Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memulai penelitiannya yang lebih baik mengenai sistem tubuh melalui hewan. Ia brhasil membedakan pembuluh balik (vena) dengan pembuli nadi (arteri) dan hubungan organ-organ yang lebih akurat.
Hippokrates adalah ilmuawan kedokteran Yunani kuno yang karyanya masih diakui hingga sekarang. ia adalah seorang dokter pada akhir abad ke-6 SM atau awal abad ke-5 SM. Hippokrates telah dapat memahami ilmu dasar mengenai sistem rangka dan otot, dan kerja organ seperti ginjal.
Herophilos adalah orang yang pertama kali mengembangkan ilmu anatomi berdasarkan struktur asli tubuh manusia. Penggunaan tubuh mati manusia (mayat) untuk penelitian ilmu anatomi dimulai pada abad ke-4 SM, saat tu Herophilos dan Erasistratus mempertunjukkan pembedahan mayat di Iskandariah di bawah bantuan dinasti Ptolemais.
Ilmuawan pada abad ke-16 dan 17, berhasil memehami mengenai :
sistem
sirkulasi
penemuan
kutup pada pembuluh balik
aliran
darah dari ventrikel jantung kiri ke kanan
vena
hepatika
sistem
limfatik
Ilmu anatomi berjaya pada
abad ke-17 dan 18. Dengan hadirnya perusahaan pencetakan, pertukaran ide dan
pendapat serta dapat dengan mudahnya dilakukan di seluruh Eropa.
Pada abad ke-19, banyak ilmuawan yang memberikan gambaran anatomi lebih mendalam dibandingkan abad sebelumnya.
Permintaan mayat semakin meningkat, untuk itu berbagai cara dilakukan, bahkan pembunuhan. Melihat perkembangan yang tidak baik ini parlemen inggris mengeluarkan undang-undang Anatomi 1832, yang memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah
Pembatasan ini membuat di mulainya pengerjaan sebuah buku teks ilmu anatomi yang akhirnya terkenal, Gray's Anatomy.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah tentang paa 1981 :
Pada abad ke-19, banyak ilmuawan yang memberikan gambaran anatomi lebih mendalam dibandingkan abad sebelumnya.
Permintaan mayat semakin meningkat, untuk itu berbagai cara dilakukan, bahkan pembunuhan. Melihat perkembangan yang tidak baik ini parlemen inggris mengeluarkan undang-undang Anatomi 1832, yang memberikan batas-batas hukum untuk penyediaan jenazah
Pembatasan ini membuat di mulainya pengerjaan sebuah buku teks ilmu anatomi yang akhirnya terkenal, Gray's Anatomy.
Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan pemerintah tentang paa 1981 :
Bedah
Mayat Klinis
Bedah
Mayat Anatomis
Transpalasi
Alat dan atau Jarngan Tubuh Manusia.
Hal
ini dilakukan untuk menjaga dan menghormai jenazah sebagai peninggalan manusia.
Bedah mayat klinis yang dimaksud adalah tindakan otopsi yang dilakukan untuk
mengetahui sebab kematian pasien atau dalam kasus kriminal, dan memperoleh
pengetahuan yang di anggap perlu. Bedah mayat anatomis adalah bedah mayat dalam
rangka pendidikan.
Tubuh dibagi menjadi
- kepala dan leher (caput dan column)
- batang badan (truncus),
- anggota badan (membrum/ ekstremitas)
Truncus dibagi menjadi
thorax
abdomen
pelvis
Membrum/ ekstremitas terdiri
membrum superius dan inferius
Membrum superius terdiri dari:
brachium
antebrachium
manus
- kepala dan leher (caput dan column)
- batang badan (truncus),
- anggota badan (membrum/ ekstremitas)
Truncus dibagi menjadi
thorax
abdomen
pelvis
Membrum/ ekstremitas terdiri
membrum superius dan inferius
Membrum superius terdiri dari:
brachium
antebrachium
manus
Membrum inferius terdiri dari
femur
cruris
pedis
- Membrum superius dihubungkan dengan
truncus oleh gelang bahu yang terdiri dari
clavicula dan scapula
- Membrum inferius dihubungkan dengan
truncus oleh gelang pelvis yang terdiri dari
coxae dan sacrum
femur
cruris
pedis
- Membrum superius dihubungkan dengan
truncus oleh gelang bahu yang terdiri dari
clavicula dan scapula
- Membrum inferius dihubungkan dengan
truncus oleh gelang pelvis yang terdiri dari
coxae dan sacrum
Bidang / plana dan axis penting
anatomi
Bidang / plana sagital adalah bidang
yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu
sisi kanan dan sisi kiri. Bidang sagital
yang membagi tepat ditengah sehingga
sisi kanan dan kiri simetris disebut
plana mediosagital.
– Pada plana sagital terdapat 2 axis atau
sumbu yaitu axis sagital dan axis
vertikal / longitodinal.
– Axis sagital adalah sumbu yang
berjalan dengan arah depan belakang.
– Axis vertikal / longitodinal adalah
sumbu yang berjalan dengan arah
atas bawah.
Bidang / plana sagital adalah bidang
yang membagi tubuh menjadi dua, yaitu
sisi kanan dan sisi kiri. Bidang sagital
yang membagi tepat ditengah sehingga
sisi kanan dan kiri simetris disebut
plana mediosagital.
– Pada plana sagital terdapat 2 axis atau
sumbu yaitu axis sagital dan axis
vertikal / longitodinal.
– Axis sagital adalah sumbu yang
berjalan dengan arah depan belakang.
– Axis vertikal / longitodinal adalah
sumbu yang berjalan dengan arah
atas bawah.
Bidang/ plana transversal/ horizontal
adalah bidang yang membagi tubuh
menjadi dua bagian yaitu atas dan
bawah.
– Pada plana transversal terdapat axis
transversal dan axis sagital.
– Axis transversal adalah sumbu yang
berjalan dengan arah kanan kiri
Bidang/ plana frontal atau coronal adalah
bidang yang membagi tubuh menjadi 2
sisi depan dan belakang.
- Pada plana frontal terdapat axis
transversal dan axis longitodinal.
adalah bidang yang membagi tubuh
menjadi dua bagian yaitu atas dan
bawah.
– Pada plana transversal terdapat axis
transversal dan axis sagital.
– Axis transversal adalah sumbu yang
berjalan dengan arah kanan kiri
Bidang/ plana frontal atau coronal adalah
bidang yang membagi tubuh menjadi 2
sisi depan dan belakang.
- Pada plana frontal terdapat axis
transversal dan axis longitodinal.
Arah dalam anatomi
- Proximal = kearah titik perlekatan anggota
badan
- Distal = arah menjauhi batang badan
- Cranial = kearah kepala
- Superior = kearah atas dengan posisi tubuh
berdiri
- Caudal = kearah bokong
- Inferior = kearah bawah dengan posisi tubuh
berdiri
- Medial = kearah tengah, menuju bidang median
- Lateral = arah menjauhi garis tengah/ bidang
median
- Sentral = arah menuju tengah tubuh
- Proximal = kearah titik perlekatan anggota
badan
- Distal = arah menjauhi batang badan
- Cranial = kearah kepala
- Superior = kearah atas dengan posisi tubuh
berdiri
- Caudal = kearah bokong
- Inferior = kearah bawah dengan posisi tubuh
berdiri
- Medial = kearah tengah, menuju bidang median
- Lateral = arah menjauhi garis tengah/ bidang
median
- Sentral = arah menuju tengah tubuh
-
Perifer = arah menuju permukaan tubuh
- Anterior = kearah depan
- Posterior = kearah belakang
- Ventral = kearah abdomen
- Dorsal = kearah belakang/ punggung
- Palmar = kearah palma manus
- Plantar = kearah planta pedis
- Anterior = kearah depan
- Posterior = kearah belakang
- Ventral = kearah abdomen
- Dorsal = kearah belakang/ punggung
- Palmar = kearah palma manus
- Plantar = kearah planta pedis
Arah arah pergerakan
- Fleksio = membengkokan
- Ekstensio = meluruskan
- Abduksio = menjauhi badan
- Adduksio = menuju kebadan
- Fleksio = membengkokan
- Ekstensio = meluruskan
- Abduksio = menjauhi badan
- Adduksio = menuju kebadan
Garis (linea) anatomi
- Linea mediana = garis yang melintas tepat
ditengan tubuh dengan arah lintasan atas
bawah
- Linea sternalis = garis yang melintasi diatas
sternum
- Linea parasternalis = garis yang melintas pada
tepi sternum
- Linea medioclavicularis = garis yang melintas
melalui tengah os clavicula
- Linea axillaris = garis yang melintasi tepi axilla
- Linea mediana = garis yang melintas tepat
ditengan tubuh dengan arah lintasan atas
bawah
- Linea sternalis = garis yang melintasi diatas
sternum
- Linea parasternalis = garis yang melintas pada
tepi sternum
- Linea medioclavicularis = garis yang melintas
melalui tengah os clavicula
- Linea axillaris = garis yang melintasi tepi axilla
Istilah-istilah
yang
berhubungan dgn posisi
- Istilah superfisial dan profunda menyatakan
hubungan jarak struktur dengan permukaan
tubuh. Superfisial adalah jarak yang lebih
dekat ke permukaan.
Sedangkan profunda adalah sebaliknya.
- Interna dan eksterna digunakan untuk
menyatakan jarak relatif suatu struktur dari
pusat organ atau rongga.
Interna berarti dekat dengan pusat organ atau
berada didalam rongga. Eksterna berarti
sebaliknya.
- Ipsilateral menyatakan terletak pada sisi
tubuh yang sama.
- Kontralateral menyatakan terletak pada sisi
yang berlawanan
- Istilah superfisial dan profunda menyatakan
hubungan jarak struktur dengan permukaan
tubuh. Superfisial adalah jarak yang lebih
dekat ke permukaan.
Sedangkan profunda adalah sebaliknya.
- Interna dan eksterna digunakan untuk
menyatakan jarak relatif suatu struktur dari
pusat organ atau rongga.
Interna berarti dekat dengan pusat organ atau
berada didalam rongga. Eksterna berarti
sebaliknya.
- Ipsilateral menyatakan terletak pada sisi
tubuh yang sama.
- Kontralateral menyatakan terletak pada sisi
yang berlawanan
Istilah yang berhubungan dengan gerak
- Fleksio adalah pergerakan yang berlangsung
dalam bidang sagital.
Biasanya merupakan gerakan anterior, tetapi
kadang –kadang merupakan gerakan posterior
seperti pada sendi lutut.
- Ekstensio berarti meluruskan sendi dan
biasanya berlangsung kearah posterior.
- Laterofleksi merupakan pergerakan tubuh
pada bidang koronal.
- Abduksio ekstremitas adalah pergerakan
menjauhi garis tengah tubuh dalam bidang
koronal.
- Adduksio adalah pergerakan dalam bidang
koronal yang mendekati tubuh.
- Rotasio adalah pergerakan bagian tubuh
mengelilingi sumbu panjangnya.
- Fleksio adalah pergerakan yang berlangsung
dalam bidang sagital.
Biasanya merupakan gerakan anterior, tetapi
kadang –kadang merupakan gerakan posterior
seperti pada sendi lutut.
- Ekstensio berarti meluruskan sendi dan
biasanya berlangsung kearah posterior.
- Laterofleksi merupakan pergerakan tubuh
pada bidang koronal.
- Abduksio ekstremitas adalah pergerakan
menjauhi garis tengah tubuh dalam bidang
koronal.
- Adduksio adalah pergerakan dalam bidang
koronal yang mendekati tubuh.
- Rotasio adalah pergerakan bagian tubuh
mengelilingi sumbu panjangnya.
-
Rotasi medial adalah pergerakan dimana
permukaan anterior suatu bagian menghadap
ke medial.
- Rotasio lateral adalah pergerakan dimana
permukaan anterior suatu bagian menghadap
ke lateral.
- Pronasio lengan bawah adalah rotasi medial
lengan bawah sedemikian rupa sehingga
telapak tangan menghadap ke posterior.
- Supinasio lengan bawah merupakan rotasio
lateral lengan bawah dari posisi pronasio
sehingga telapak tangan menghadap ke
anterior.
- Sirkumduksio merupakan urutan pergerakan
fleksio, ekstensio, abduksio dan adduksio.
permukaan anterior suatu bagian menghadap
ke medial.
- Rotasio lateral adalah pergerakan dimana
permukaan anterior suatu bagian menghadap
ke lateral.
- Pronasio lengan bawah adalah rotasi medial
lengan bawah sedemikian rupa sehingga
telapak tangan menghadap ke posterior.
- Supinasio lengan bawah merupakan rotasio
lateral lengan bawah dari posisi pronasio
sehingga telapak tangan menghadap ke
anterior.
- Sirkumduksio merupakan urutan pergerakan
fleksio, ekstensio, abduksio dan adduksio.
-
Protraksio adalah pergerakan kedepan,
retraksio adalah pergerakan kebelakang
(keduanya digunakan untuk menggambarkan
pergerakan kedepan / kebelakang rahang pada
artikulus temporomandibularis).
- Inversio adalah pergerakan kaki sehingga kaki
menghadap ke arah medial.
- Eversio adalah pergerakan kaki yang
berlawanan sehingga telapak kaki kaki
menghadap ke lateral.
retraksio adalah pergerakan kebelakang
(keduanya digunakan untuk menggambarkan
pergerakan kedepan / kebelakang rahang pada
artikulus temporomandibularis).
- Inversio adalah pergerakan kaki sehingga kaki
menghadap ke arah medial.
- Eversio adalah pergerakan kaki yang
berlawanan sehingga telapak kaki kaki
menghadap ke lateral.
ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER MASSA MATERNAL
JANTUNG
Organ:
muskular berongga.
Bentuk:
mirip piramid.
Letak:
dalam pericardium di mediastinum.
Permukaan:
facies sternocostalis (anterior), facies diaphragmatica (inferior) dan basis
cordis (posterior).
Apexnya
mengarah ke bawah, depan dan kiri. Apex cordis dibentuk oleh ventrikel kiri,
setinggi spatium intercostalis VI, 3,5 inci (9 cm) dari garis tengah.
JANTUNG (COR)
Ukuran:
sebesar kepalan tinju (pada individu normal)
Bagian:
◦Basis
◦Apex
SELAPUT
PEMBUNGKUS JANTUNG
Pericardium
terbagi dua:
◦Pericardium
fibrosum
◦Pericardium
serosum
–Parietalis
–Visceralis
Cavitas
pericardialis
Miocardium
Endocardium
RUANG JANTUNG
Septa
vertikal menjadi jantung kiri dan kanan.
Tiap
sisi jantung, dibagi yaitu atrium / aurikel / auricle di atas dan ventrikel di
bawah.
Antara
atrium dan ventrikel terdapat lubang atrio-ventrikuler yang memiliki katup.
Pada
yang kanan disebut katup / valvula trikuspidalis dan yang kiri disebut katup
mitral / bikuspidalis.
MUARA-MUARA JANTUNG
Atrium
kanan
Vena
cava superior dan Vena cava inferior
Lubang
VCI: katup semilunar Eustachius
Ventrikel
kanan
Arteri
pulmonalis
Lubang:
katup semilunar pulmonaris
Atrium
kiri
Vena
pulmonalis terdapat empat
Ventrikel
kiri
Aorta
Lubang:
katup semilunar aortic
BUNYI JANTUNG
BUNYI JANTUNG
Dua
bunyi: lub-dub.
Katup
trikuspidalis: ujung bawah kanan corpus sterni.
Katup
mitralis: denyut apex.
Katup
pulmonalis: ujung medial spatium intercostalis II kiri.
Katup
aortic: ujung medial spatium intercostalis II kanan.
Fisiologi
Sistem Kardiovaskular Pada Masa Janin
A. Perkembangan Kardiovaskular
A. Perkembangan Kardiovaskular
Kardiovaskular
merupakan sistem yang memiliki fungsi khusus dalam proses embriologi, khususnya
dalam penerimaan pengaturan makanan dan oksigen. Pembuluh darah berasal dari
bahan mesoderm saat embrio berusia 3 minggu. Pada saat awal, terbentuk empat
ruangan yang membentuk seperti tuba tunggal yang akhirnya berpisah. Hal ini
untuk memisahkan darah oksigenasi serta yang keluar dari paru-paru dan
sirkulasi tubuh. Kemudian pada akhir bulan kedua, ventrikel telah terpisah dan
dua atrium juga secara parsial. Keadaan ini tetap hingga setelah lahir dan pada
saat didalam uterus darah secara bebas (mengingat paru belum berfungsi secara
maksimal) yakni semua darah masuk ke jantung embrio melalui atrium kanan ke
dalam vena kava superior dan inferior. Adanya pembukaan dua atrium dapat
memungkinkan separuh darah menyilang ke sisi kiri dan kemungkinan fungsi pompa
jantung dibagi diantara ventrikel. Kemudian berangsur-angsur terjadi perubahan
seiring dengan berkembangnya arkus aorta, suatu arkus tunggal yang hingga
dewasa tetap menjadi aorta dan arkus yang terakhir menjadi aorta pulmonalis.
Awal
denyut dimulai pada daerah ventrikel dan saat perkembangan dini kontrol jantung
ada pada daerah sinoatrial. Kemudian saraf hormon akhirnya juga mempengaruhi
denyutan jantung seperti saraf simpatis dan saraf parasimpatis, adrenalin, dan nor
adrenalin serta adanya tiroksin yang dapat memacu jantung. Kemudian saat belum
terbentuknya paru, sistem sirkulasi paru yang berfungsi adalah plasenta, dimana
arteri umbilikalis mengalirkan darah yang deoksigenasi ke jaringan fetus
kemudian ke plasenta. Dalam plasenta, darah deoksigenasi dan keluar ke dalam
vena umbilikalis. Darah oksigenasi akan mengalir ke hati, sebagian akan
melintas melalui duktus venosus atau melalui vena hepatika kedalam vena kava
inferior dan sisanya akan didistribusikan ke bagian hati melalui cabang vena
umbilikalis. Untuk sementara bagian hati menerima darah dari vena porta.
Setelah itu darah memasuki atrium kanan dan saat melewati jantung darah dibagi
menjadi dua aliran oleh krista devidens. Sebagian darah dialirkan dari vena kava
inferior ke atrium kiri yang bercampur dengan darah vena pulmonalis, sementara
sejumlah kecil memasuki atrium kanan yang bercampur darah dari vena kava
superior. Krista devidens membentuk tepi dari foramen ovale. Darah dari jantung
kiri ke miokardium lewat pembuluh darah koroner dan ke kepala, ekstremitas atas
lewat aorta asenden, kemudian setelah meninggalkan ventrikel darah memasuki
trunkus pulmonalis dan darah langsung ke paru lewat duktus arteriosus dan
memasuki aorta desenden ke seluruh badan dan anggota gerak bawah. Setelah
perkembangan dalam uterus maka akan terjadi perubahan dalam perkembangan ekstra
uterus dimana susunan sirkulasinya pun berubah dan terjadi perubahan pada
foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus.
Saat
kehidupan ekstra uterus, perkembangan paru dapat menyebabkan tekanan sisi
jantung kanan menurun karena adanya tahanan paru yang menurun dan sedikitnya
darah mengalir kembali kejantung lewat vena kava inferior akibat adanya
pengangkatan plasenta. Kemudian ujung foramen ovale menutup dan terjadi
penurunan tekanan dalam atrium kanan dibawah tekanan atrium kiri, katup pun
menutup. Beberapa minggu terjadiperubahan tekanan, kedua sisi katup dapat
membuka dan kadang juga terjadi kegagalan untuk menutup dan akhirnya darah
bercampur lagi. Selain itu, pada perkembangan duktus arteriosus sebagai jalan
vaskular mengalami perubahan yakni melakukan gerakan darah dari arteri
pulmonalis ke aorta desenden, melalui paru-paru. Saat kehidupan di uterus,
tekanan arteri pulmonalis sangat tinggi dari aorta, sehingga aliran dalam
duktus dari arteri pulmonalis ke aorta dan akan menutup karena peningkatan
tekanan oksigen dalam darah dan bila menetap terjadilah duktus arteriosus
paten. Kemudian ada perkembangan duktus venosus yang memiliki peran dalam
pengendalian tahanan vaskuler plasenta. Khususnya selama hipoksia, duktus ini
akan menutup selama beberapa menit setelah kelahiran dan penutupan lengkap
dalam waktu 20 hari (Saccharin, Rosa M.:1986).
B.
Fisiologi Jantung dan Pembuluh Darah
Dalam
memahami jantung atau sebuah sistem kardiovaskular terdapat tiga komponen yang
berperan dalam sebuah sistem yakni jantung itu sendiri sebagai alat untuk
memompa, pembuluh darah sebagai tempat untuk mengalirkan,
dan darah bagian yang mengatur sistem berjalan
sesuai dengan kondisi yang ada. Jantung dalam bekerja sebagai alat untuk
mengsirkulasikan darah ke paru guna pertukaran gas. Dalam jantung terdapat
berbagai ruangan. Hal ini guna mencegah percampuran darah. Jantung menerima
darah teroksigenasi dari vena kava superior, vena kava inferior, dan sistem
koroner, dengan melalui katup trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan yang
dipompakan menuju paru, melalui katup mitral ke ventrikel kiri untuk sirkulasi
sistemik. Arteri koronaria memberikan darah ke miokardium dan arteri koronaria
itu sendiri memiliki cabang sebagai berikut. Arteria decending dan anterior serta arteria
sirkumfleksi. Arteria koronria bagian kanan juga akan memberikan darah ke nodus
SA ventrikel kanan. Vena koronria akan mengembalikan darah ke sinus dan
bersirkulasi ke dalam paru.kontraksi jantung diawali dari nodus SA dalam atrium
kanan kemudian impuls nodus SA akan berjalan ke atrium kiri melalui bundle bachman dan ke nodus AV dan HIS sampai
kontraksi atrium maksimal. Kemudian impuls akan berjalan dari AV junction ke bundle
HIS melalui atrionodal dan
kemudian ke serabut purkinye serta akan menghasilkan kontraksi pada ventrikel
(Yasmin A., Ni Luh Gede:1993).
Pembuluh
Darah sebagai tempat untuk mengalirkan darah yang dipompa oleh jantung ke sel,
sangat penting dalam menghantarkan sirkulasi. Apabila saluran mengalami
gangguan atau pembuntuan, maka akan menghambat peredaran dan mengganggu sistem
kardiovaskular secara utuh. Masalah yang sering terjadi adalah adanya
aterosklerosis,apabila bagian media atau tengah yang mengalami hal yang sama
maka akan terjadi aterosklerosis. Seharusnya bagian tersebut elastis.
SIRKULASI DARAH JANIN
Sistem
sirkulasi darah janin adalah:
◦Foramen
ovale
◦Duktus
arteriosus Botalli
◦Arteriae
umbilikales lateralis
◦Duktus
venosus Arantii
Sirkulasi
Pada Janin
Terdapat
beberapa perbedaan besar antara sirkulasi janin, bayi, akan dan orang dewasa.
Sewaktu berada didalam rahim, janin tidak menerima oksigen melalui paru-paru.
Oksigen ibu disalurkan menembus plasenta dan masuk ke vena umbilikalis. Vena
umbilikalis menyalurkan darah kaya oksigen ke sisi kanan jantung janin melalui
vena kava. Karena sumber oksigen berasal dari ibu, paru janin dan sebagian
besar pembuluh darah yang menyuplainya berada dalam keadaan kolaps sehingga
timbul resistensi yang tinggi terhadap aliran darah di paru janin, terutama
apabila dibandingkan dengan aliran sirkulasi sistemik janin yang memiliki
resistensi sangat rendah karena pembuluh plasenta terbuka lebar.
Terdapat
perbedaan struktural karakteristik sirkulasi janin. Pada janin, ada dua
hubungan pirau (shunt) yang memanfaatkan sumber oksigen ibu dan tingginya
resistensi sirkulasi paru. Hubungan yang pertama adalah lubang antara atrium
kanan dan atrium kiri, yang disebutforamen ovale. Karena resistensi
sirkulasi paru yang keluar dari ventrikelkanan yang sangat tinggi, darah janin
mengalir ke daerah dengan resistensi rendah: dari atrium kanan ke kiri melalui
foramen ovale. Karena darah yang masuk ke vena kava di janin telah mengalami
oksigenasi di plasenta, pirau kanan ke kiri ini merupakan cara adaptasi yang
efisien. Darah yang kaya oksigen disalurkan ke sirkulasi sistemik (sisi kiri)
tanpa perlu mengirim darah ke sistem paru yang tidak berfungsi dan kolaps.
Sistem
paru kedua antar sisi kanan dan kiri sirkulasi janin adlah hubunagn vaskular
antara arteri pulmonalis dan aorta. Hubungan ini disebut Duktus Arteriosus. Duktus ini
memungkinkan darah beroksigen yang meninggalkan sisi kanan jantung menghindari
paru janin dan mengalir langsung ke sirkulasi sistemik yang resistensinya
rendah. Harus diperhatikan bahwa paru janin menerima sedikit darah yang
mengalir ke arteri pulmonalis sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan paru.
PEREDARAN DARAH JANIN
}Darah
dari tali pusat (v.umbilikales) ke v.kava inferior (duct.venosus Arantii) ke
atrium kanan. Sebagian kecil darah ke hati lalu ke v.kava inferior.
}Darah
dari atrium kanan mengalir ke atrium kiri (foramen ovale) kemudian ke ventrikel
kiri dan ke aorta. Sebagian kecil darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.
}Darah
dari ventrikel kanan mengalir ke aorta (duct.Botalli). Sebagian kecil darah
menuju paru-paru kemudian ke atrium kiri.
DAFTAR PUSTAKA
}Hidayat,
A. Aziz Alimul., 2008, Pengantar
Ilmu Keperawatan Anak buku 2, Salemba Medika: Jakarta.
}Corwin,
Elizabeth J., 2009, Buku Saku
Patofisiologi Ed.3, EGC:
Jakarta.
}Bagian
Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung.Obsterti
Fisiologi. Edisi 1983. Percetakan Eleman : Bandung.
Definisi Anatomi
Cabang-cabang Anatomi
Anatomi dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. anatomi makroskopik
2. anatomi mikroskopik
Anatomi makroskopik mempelajari struktur dan bentuk bagian-bagian yang dapat terlihat mata biasa. Yang termasuk dalam lingkup ini adalah :
1. anatomi deskriptif/sistematika : uraian disajikan secara sistem persistem. Anatomi deskriptif memuat :
a. Osteologia (sistem skletale) yang membahas bentuk, susunan dan fungsi tulang dan tulang rawan
b. Arthrologia (sistem articulare) yang membahas bentuk, susunan dan peranan hubungan antar tulang termasuk persendian
c. Myologia (sistem musculare) yang membahas bentuk, susunan dan peranan otot-otot
d. Angiologia (sistem vasculare) membahas sitem sirkulasi dan limfe
e. Neurologia (sistem nervosum) membahas sistem saraf pusat dan saraf tepi
f. Apparatus digestoria (sistem digestive) membahas sistem pencernaan makanan
g. Apparatus respiratorius (sistem respirasi) membahas saluran-saluran udara pernafasan dari hidung sampai paru
h. Apparatus urogenitalis (sistem
urogenitale) membahas sistem perkemihan dan reproduksi
i. Glandula endokrin membahas kelenjar-kelenjar hormon
j. Integumentum commune membahas sistem pelindung permukaan tubuh yaitu kulit dan alat-alat yang terdapat padanya sepertirambut dan kuku.
i. Glandula endokrin membahas kelenjar-kelenjar hormon
j. Integumentum commune membahas sistem pelindung permukaan tubuh yaitu kulit dan alat-alat yang terdapat padanya sepertirambut dan kuku.
2.
Anatomi topographica/regional : mempelajari kedudukan suatu alat tertentu
terhadap alat lainnya, terdiri dari :
a. Sintopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap alat tubuh lainnya
b. Skletopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap tulang atau kerangka
c. Holotopia : mempelajari letak sebenarnya suatu alat tubuh
3. Anatomi terapan : anatomi yang uraiannya lebih dikhususkan pada kepentingan diagnosa dan terapi
a. Sintopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap alat tubuh lainnya
b. Skletopia : mempelajari suatu letak alat tubuh terhadap tulang atau kerangka
c. Holotopia : mempelajari letak sebenarnya suatu alat tubuh
3. Anatomi terapan : anatomi yang uraiannya lebih dikhususkan pada kepentingan diagnosa dan terapi
4. Anatomi permukaan :
anatomi yang mediskripsikan tanda-tanda pada permukaan tubuh sebagai penentu
kedudukan alat-alat dalam.
Anatomi
mikroskopik adalah anatomi yang mempelajari struktur dan
bentuk bagian-bagian tubuh dengan menggunakan bantuan alat optik (misal
mikroskop). Yang dipelajari adalah sel (cytologi), jaringan (histologi) dan
organ (organologi).
Terminologi
Anatomi
Posisi anatomis adalah posisi tubuh tertentu, yaitu :
- posisi badan berdiri tegak
- kepala, mata dan jari kaki menghadap ke depan
- anggota badan atas berada di samping dan merapat sehingga telapak tangan menghadap ke depan
- arah ibu jari menjauhi bidang median
Posisi anatomis adalah posisi tubuh tertentu, yaitu :
- posisi badan berdiri tegak
- kepala, mata dan jari kaki menghadap ke depan
- anggota badan atas berada di samping dan merapat sehingga telapak tangan menghadap ke depan
- arah ibu jari menjauhi bidang median
kata-kata
istilah yang menunjukkan bidang anatomis :
- bidang median : bidang vertikal yang berjalan longitudinal melalui tubuh dan membagi tubuh menjadi dua bagian kiri dan kanan secara simetris
- bidang sagittal : bidang vertikal yang sejajar bidang median
- bidang frontal : bidang vertikal yang tegak lurus bidang median dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang
- bidang coronal : bidang frontal yang khusus digunakan pada kepala
- bidang horizontal : bidang yang tegak lurus terhadap bidang median dan frontal dan membagi tubuh atas dan bawah.
- bidang median : bidang vertikal yang berjalan longitudinal melalui tubuh dan membagi tubuh menjadi dua bagian kiri dan kanan secara simetris
- bidang sagittal : bidang vertikal yang sejajar bidang median
- bidang frontal : bidang vertikal yang tegak lurus bidang median dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang
- bidang coronal : bidang frontal yang khusus digunakan pada kepala
- bidang horizontal : bidang yang tegak lurus terhadap bidang median dan frontal dan membagi tubuh atas dan bawah.
Garis
anatomis adalah suatu garis khayal yang terletak pada tubuh pada posisi
tertentu, antara lain :
- linea mediana anterior : merupakan garis potong anatara bidang median dengan permukaan tubuh
- linea mediana posterior : garis potong antara bidang median dengan permukaan belakang tubuh
- linea sternalis : garis khayal pada tepi lateral sternum
- linea medioclavicularis : sejajar linea mediana dan melalui pertengahan clavicula
- linea mammilaris : sejajar garis media dan melalui papilla mammae
- linea mediana anterior : merupakan garis potong anatara bidang median dengan permukaan tubuh
- linea mediana posterior : garis potong antara bidang median dengan permukaan belakang tubuh
- linea sternalis : garis khayal pada tepi lateral sternum
- linea medioclavicularis : sejajar linea mediana dan melalui pertengahan clavicula
- linea mammilaris : sejajar garis media dan melalui papilla mammae
Istilah
yang menunjukkan arah dan posisi :
- medial : lebih dekat ke bidang median
- lateral : lebih jauh dari bidang median
- anterior (ventral) : ke arah muka
- posterior (dorsal) : ke arah belakang, lebih dekat dengan punggung
- superior (cranial) : ke arah atas (ke arah tengkorak)
- inferior (caudal) : ke arah bawah (ke arah ekor, di bawah)
- medial : lebih dekat ke bidang median
- lateral : lebih jauh dari bidang median
- anterior (ventral) : ke arah muka
- posterior (dorsal) : ke arah belakang, lebih dekat dengan punggung
- superior (cranial) : ke arah atas (ke arah tengkorak)
- inferior (caudal) : ke arah bawah (ke arah ekor, di bawah)
Istilah
yang berlaku bagi lengan, tungkai dan tengkorak :
- proximal : ke arah pangkal, pada pangkal
- distal : ke arah ujung, menjauhi pagkal, di ujungnya
- volar atau palmar : kearah yang sama dengan telapak tangan
- plantar : ke arah yang sama dengan telapak kaki
- radial : ke arah letak radius
- ulnar : ke arah letak ulnar
- tibial : ke arah letak tibia
- fibular : ke arah letak fibula
- frontal : ke arah muka, berlaku bagi kepala
- oksipital : ke arah belakang/disebelah belakang, berlaku di kepala
- proximal : ke arah pangkal, pada pangkal
- distal : ke arah ujung, menjauhi pagkal, di ujungnya
- volar atau palmar : kearah yang sama dengan telapak tangan
- plantar : ke arah yang sama dengan telapak kaki
- radial : ke arah letak radius
- ulnar : ke arah letak ulnar
- tibial : ke arah letak tibia
- fibular : ke arah letak fibula
- frontal : ke arah muka, berlaku bagi kepala
- oksipital : ke arah belakang/disebelah belakang, berlaku di kepala
SYSTEMA
SKELETALE
DEFINISI
Istilah osteologi berasal dari bahasa yunani : osteon dan logos. Osteon berarti tulang dan logos berarti ilmu. Jadi osteologi adalah cabang anatomi yang mempelajari tulang. Tulang sebagai suatu sistem dipelajari dalam systema skletale; istilah ini berasal dari bahasa latin skeleton yang berarti kerangka.
Istilah osteologi berasal dari bahasa yunani : osteon dan logos. Osteon berarti tulang dan logos berarti ilmu. Jadi osteologi adalah cabang anatomi yang mempelajari tulang. Tulang sebagai suatu sistem dipelajari dalam systema skletale; istilah ini berasal dari bahasa latin skeleton yang berarti kerangka.
STRUKTUR
DAN JARINGAN TULANG
Skeleton terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang (pars ossea) dan bagian tulang rawan (pars cartilagenosa).
Pars ossea. Berdasarkan bentuk dan ukuran tlang dapat diklasifikasikan menjadi os longum (tulang panjang), os breve (tulang pendek), os planum (tulang pipih), os irregulare (tulang tidak beraturan), dan os pneumaticum (tulang berongga).
Os longum mempunyai ukuran panjang melebihi lebar dan tebalnya, misal os humerus dan os femur. Terdiri dari 3 bagian :
1. diaphysis : bagian batang
2. epiphysis : bagian ujung, dipisahkan dari diaphysis oleh jaringan cartilago yang disebut discus epiphysialis
3. metaphysis, bagian diaphysis yang berdekatan dengan epiphysis, memgandung zona pertumbuhan
struktur os longum terdiri atas :
- periosteum : jaringan pengikat yang melapisi tulang dari sebelah luar
- endosteum : jaringan pengikat yang melapisi tulang dari sebelah dalam
- substantia compacta : bagian yang padat
- susbstantia spongiosa : bagian yang berongga
- cavitas medullaris : ronga dalam tulang yang berisi medulla ossium rubra dan medulla ossium flava
Os breve, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal seimbang, contoh os carpi
Os planum, memiliki tebal lebih kecil dari panjang dan lebarnya, misal os costae dan sternum.
Os irregulare, punya bentuk tidak beraturan, contoh os coxae dan os sphenoidale
Os pneumaticum, tulang yang dalamnya empunyai rongga dan berisi udara, contoh os frontale dan ethmoidale.
Pars cartilaginosa. Cartilago adalah jaringan ikat yang ulet, lenting yang disusun oleh sel-sel dan serabut-serabut dan dikelilingi oleh matrik interseluler serupa gel yang keras. Berdasarkan jenis dan jumlah jaringan ikat penyusun matriksnya cartalago dapat diklasifikasikan menjadi :
1. cartilago hyalin
2. cartilago fibrosa
3. cartilago elastica
cartilago hyalin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- paling banyak dijumpai
- matriks jernih, tembus cahaya
- indeks bias matrik dan kolagen sama
- dapat dijumpai pada cartilago articularis, costalis, trachea, larynx dan septum nasi
Skeleton terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang (pars ossea) dan bagian tulang rawan (pars cartilagenosa).
Pars ossea. Berdasarkan bentuk dan ukuran tlang dapat diklasifikasikan menjadi os longum (tulang panjang), os breve (tulang pendek), os planum (tulang pipih), os irregulare (tulang tidak beraturan), dan os pneumaticum (tulang berongga).
Os longum mempunyai ukuran panjang melebihi lebar dan tebalnya, misal os humerus dan os femur. Terdiri dari 3 bagian :
1. diaphysis : bagian batang
2. epiphysis : bagian ujung, dipisahkan dari diaphysis oleh jaringan cartilago yang disebut discus epiphysialis
3. metaphysis, bagian diaphysis yang berdekatan dengan epiphysis, memgandung zona pertumbuhan
struktur os longum terdiri atas :
- periosteum : jaringan pengikat yang melapisi tulang dari sebelah luar
- endosteum : jaringan pengikat yang melapisi tulang dari sebelah dalam
- substantia compacta : bagian yang padat
- susbstantia spongiosa : bagian yang berongga
- cavitas medullaris : ronga dalam tulang yang berisi medulla ossium rubra dan medulla ossium flava
Os breve, mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal seimbang, contoh os carpi
Os planum, memiliki tebal lebih kecil dari panjang dan lebarnya, misal os costae dan sternum.
Os irregulare, punya bentuk tidak beraturan, contoh os coxae dan os sphenoidale
Os pneumaticum, tulang yang dalamnya empunyai rongga dan berisi udara, contoh os frontale dan ethmoidale.
Pars cartilaginosa. Cartilago adalah jaringan ikat yang ulet, lenting yang disusun oleh sel-sel dan serabut-serabut dan dikelilingi oleh matrik interseluler serupa gel yang keras. Berdasarkan jenis dan jumlah jaringan ikat penyusun matriksnya cartalago dapat diklasifikasikan menjadi :
1. cartilago hyalin
2. cartilago fibrosa
3. cartilago elastica
cartilago hyalin mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- paling banyak dijumpai
- matriks jernih, tembus cahaya
- indeks bias matrik dan kolagen sama
- dapat dijumpai pada cartilago articularis, costalis, trachea, larynx dan septum nasi
Cartilago
fibrosa mempunyai karakteristik :
- serabut-serabut yg ada dalam matriks adalah kolagen
- jumlah matriks lebih sedikit
- terdapat pada articulatio cartilaginea misal pada artic. Temporomandibularis
Cartilago elastica mempunyai karakteristik :
- matriks penyusunnya adalah elastik
- jarang mengalami pengapuran
- terdapat pada auricula, tuba auditiva, larynx
- serabut-serabut yg ada dalam matriks adalah kolagen
- jumlah matriks lebih sedikit
- terdapat pada articulatio cartilaginea misal pada artic. Temporomandibularis
Cartilago elastica mempunyai karakteristik :
- matriks penyusunnya adalah elastik
- jarang mengalami pengapuran
- terdapat pada auricula, tuba auditiva, larynx
SKELETON
HUMANUM (KERANGKA MANUSIA)
Terdiri dari :
1. Cranium (tulang tengkorak)
2. skeleton trunci (kerangka badan)
3. cingulum superius (gelang bahu)
4. skeleton extremitas superior (anggota gerak atas)
5. cingulum inferius (gelang panggul)
6. skeleton extremitas inferius (anggota gerak bawah
Terdiri dari :
1. Cranium (tulang tengkorak)
2. skeleton trunci (kerangka badan)
3. cingulum superius (gelang bahu)
4. skeleton extremitas superior (anggota gerak atas)
5. cingulum inferius (gelang panggul)
6. skeleton extremitas inferius (anggota gerak bawah
CRANIUM
Terdiri atas dua :
a. neurocranium (yang meliputi otak)
1. os frontale (dahi)
2. os parietale
3. os temporale (pelipis)
4. os sphenoidale
5. os occipitale (tulang belakang kepala)
6. os ethmoidale
Terdiri atas dua :
a. neurocranium (yang meliputi otak)
1. os frontale (dahi)
2. os parietale
3. os temporale (pelipis)
4. os sphenoidale
5. os occipitale (tulang belakang kepala)
6. os ethmoidale
b.
viscerocranium (yang membentuk muka) :
1. os maxillare (rahang atas)
2. os palatinum (langit-langit
3. os nasale (hidung)
4. os lacrimale (air mata)
5. os zygomaticum (pipi)
6. concha nasalis inferior
7. vomer (sekat hidung)
8. os mandibulare (rahang bawah)
1. os maxillare (rahang atas)
2. os palatinum (langit-langit
3. os nasale (hidung)
4. os lacrimale (air mata)
5. os zygomaticum (pipi)
6. concha nasalis inferior
7. vomer (sekat hidung)
8. os mandibulare (rahang bawah)
SKELETON
TRUNCI
1. columna vertebralis (tulang belakang) :
- vertebra cervicalis (leher) 7 ruas
- vertebra thoracalis (punggung) 12 ruas
- vertebra lumbalis (pinggang) 5 ruas
- os sacrum 5 ruas
- os cocygeus (ekor) 3-4 ruas
Lengkung ke ventral lordosis, ke belakang kyphosis, ke lateral skoliosis.
1. columna vertebralis (tulang belakang) :
- vertebra cervicalis (leher) 7 ruas
- vertebra thoracalis (punggung) 12 ruas
- vertebra lumbalis (pinggang) 5 ruas
- os sacrum 5 ruas
- os cocygeus (ekor) 3-4 ruas
Lengkung ke ventral lordosis, ke belakang kyphosis, ke lateral skoliosis.
2.
Costa (tulang iga/rusuk), ada yang berbentuk tulang disebut os costae dan ada
yang berbentuk tulang rawan atau cartilago costalis, pada manusia berjumlah 12
pasang
3.
os sternum (tulang dada) terdiri dari
- manubrium sterni
- corpus sterni
- processus xypoideus
- manubrium sterni
- corpus sterni
- processus xypoideus
CINGULUM
SUPERIUS
1. clavicula (tulang selangka, 1 pasang)
2. scapula (tulang belikat, 1 pasang)
1. clavicula (tulang selangka, 1 pasang)
2. scapula (tulang belikat, 1 pasang)
SKELETON
EXTREMITAS SUPERIOR, terdiri dari :
1. os humerus (lengan atas) 1 pasang
2. os radius (pengumpil) 1 pasang
3. os ulna (hasta) 1 pasang
4. ossa carpalia (pergelangan tangan) 8 pasang
5. ossa metacarpalia (telapak tangan) 5 pasang
6. os phalanges (jari tangan)
1. os humerus (lengan atas) 1 pasang
2. os radius (pengumpil) 1 pasang
3. os ulna (hasta) 1 pasang
4. ossa carpalia (pergelangan tangan) 8 pasang
5. ossa metacarpalia (telapak tangan) 5 pasang
6. os phalanges (jari tangan)
CINGULUM
INFERIUS atau TULANG PELVIS, terdiri dari :
a. os sacrum
b. os cocygeus
c. os coxae, terdiri dari os illium, os ischii, os pubis
rongga yang dibatasi oleh kedua os coxae, sacrum dan cocygeus disebut cavitas(rongga pelvis), cavitas pelvis dibagi oleh linea terminalis menjadi dua bagian :
1. pelvis major disebelah atas
2. pelvis minor disebelah bawah
pintu masuk ke dalam pelvis minor disebut aditus pelvis (apertura pelvis superior/pintu atas panggul/PAP), pintu keluar dari pelvis minor disebut exitus pelvis (apertura pelvis inferior/pintu bawah panggul/PBP)
a. os sacrum
b. os cocygeus
c. os coxae, terdiri dari os illium, os ischii, os pubis
rongga yang dibatasi oleh kedua os coxae, sacrum dan cocygeus disebut cavitas(rongga pelvis), cavitas pelvis dibagi oleh linea terminalis menjadi dua bagian :
1. pelvis major disebelah atas
2. pelvis minor disebelah bawah
pintu masuk ke dalam pelvis minor disebut aditus pelvis (apertura pelvis superior/pintu atas panggul/PAP), pintu keluar dari pelvis minor disebut exitus pelvis (apertura pelvis inferior/pintu bawah panggul/PBP)
Menurut
bentuk aditus pelvis, pelvis wanita dapat dibagi menjadi :
1. pelvis gynecoid, bentuk hampir bulat, tedapat pada 50% wanita
2. pelvis android, seperti gambaran jantung
3. pelvis anthropoid, bentuk oval, sempit dan memanjang dengan sumbu panjang ke arah anteroposterior
4. pelvis platypelloid, bentuk ellips, sumbu panjang ke arah transversal
1. pelvis gynecoid, bentuk hampir bulat, tedapat pada 50% wanita
2. pelvis android, seperti gambaran jantung
3. pelvis anthropoid, bentuk oval, sempit dan memanjang dengan sumbu panjang ke arah anteroposterior
4. pelvis platypelloid, bentuk ellips, sumbu panjang ke arah transversal
Perbedaan
pelvis wanita dan laki-laki :
1. arcus pubis pada wanita lebih besar (>90 derajat)
2. aditus pelvis wanita hampir bulat laki-laki seperti jantung
3. ala ossis illi wanita lebih lebar
4. os sacrum pada wanita lebih pendek, lebar dan kurang melengkung
5. spina ischiadica wanita tidak menonjol
1. arcus pubis pada wanita lebih besar (>90 derajat)
2. aditus pelvis wanita hampir bulat laki-laki seperti jantung
3. ala ossis illi wanita lebih lebar
4. os sacrum pada wanita lebih pendek, lebar dan kurang melengkung
5. spina ischiadica wanita tidak menonjol
Pelvimetri
(ukuran-ukuran pada pelvis)
1. conjugata anatomica : jarak antara promontorium dan tepi atas simpisis pubis
2. conjugata obstetrica (gynaecologica) : jarak antara promontorium dan dinding posterior simpisis pubis
3. conjugata diagonalis : jarak antara promontorium dan tepi bawah simpisis pubis
4. diameter transversa : ukuran transversal terbesar pada aditus pelvis
5. diameter obliqua I : jarak antara artic. Sacroiliaca dexta dan eminentia iliopectinea sin
6. diameter obliqua II : jarak antara artic. Sacroiliaca sin dan eminentia iliopectinea dextra
1. conjugata anatomica : jarak antara promontorium dan tepi atas simpisis pubis
2. conjugata obstetrica (gynaecologica) : jarak antara promontorium dan dinding posterior simpisis pubis
3. conjugata diagonalis : jarak antara promontorium dan tepi bawah simpisis pubis
4. diameter transversa : ukuran transversal terbesar pada aditus pelvis
5. diameter obliqua I : jarak antara artic. Sacroiliaca dexta dan eminentia iliopectinea sin
6. diameter obliqua II : jarak antara artic. Sacroiliaca sin dan eminentia iliopectinea dextra
SKELETON
EXTREMITAS INFERIOR, terdiri dari :
1. os femur (paha) 1 pasang
2. os patella (lutut) 1 pasang
3. os tibia (tulang kering) 1 pasang
4. os fibula (tulang betis) 1 pasang
5. ossa tarsi (pergelangan kaki) 7 pasang
6. ossa metatarsi (telapak kaki) 5 pasang
7. phalanges (tulang jari kaki)
1. os femur (paha) 1 pasang
2. os patella (lutut) 1 pasang
3. os tibia (tulang kering) 1 pasang
4. os fibula (tulang betis) 1 pasang
5. ossa tarsi (pergelangan kaki) 7 pasang
6. ossa metatarsi (telapak kaki) 5 pasang
7. phalanges (tulang jari kaki)
SYSTEMA
ARTICULARE (ARTHROLOGI)
DEFINISI
Berasal dari bahasa yunani arthron yang berarti sendi dan logos yang berati ilmu. Jadi arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem hubungan antara dua atau lebih komponen kerangka.
Berasal dari bahasa yunani arthron yang berarti sendi dan logos yang berati ilmu. Jadi arthrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem hubungan antara dua atau lebih komponen kerangka.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN STRUKTUR
1. articulatio fibrosa (syanarthrosis), terdiri atas :
a. gomphosis, hubungan tonjolan dengan kantong. Contoh persendian gigi dengan alveolus tulangnya
b. sutura, permukaan tulang yang berhubungan berkelok saling sesuai, tidak ada gerakan. Contoh sutura coronalis pada kepala
c. syndesmosis, jaringan ikat fibrosa banyak, gerakan sedikit. Contoh syndesmosis tibiofibularis
BERDASARKAN STRUKTUR
1. articulatio fibrosa (syanarthrosis), terdiri atas :
a. gomphosis, hubungan tonjolan dengan kantong. Contoh persendian gigi dengan alveolus tulangnya
b. sutura, permukaan tulang yang berhubungan berkelok saling sesuai, tidak ada gerakan. Contoh sutura coronalis pada kepala
c. syndesmosis, jaringan ikat fibrosa banyak, gerakan sedikit. Contoh syndesmosis tibiofibularis
2.
articulatio cartilaginea, disatukan oleh cartilago hyalin, contoh simpisis
pubis
3.
articulatio synovialis (diarthrosis), mempunyai ruang, cairan sinovia,
permukaan (facies articularis) ditutupi cartilago hyalin, disatukan oleh
capsula articularis atau ligamenta
BERDASARKAN
GERAKAN
Articulatio sinovialis dibagi menjadi subklas :
1. artic. Monoaxialis, jumlah axis 1 buah, contoh : arti trochoidea dan ginglimus
2. artic. Biaxialis , jumlah axis 2 buah, contoh artic. Ellipsoidea dan sellaris
3. artic. Triaxialis, jumlah axis 3 buah, contoh : artic. Spheroidea
Articulatio sinovialis dibagi menjadi subklas :
1. artic. Monoaxialis, jumlah axis 1 buah, contoh : arti trochoidea dan ginglimus
2. artic. Biaxialis , jumlah axis 2 buah, contoh artic. Ellipsoidea dan sellaris
3. artic. Triaxialis, jumlah axis 3 buah, contoh : artic. Spheroidea
berdasarkan
gerakan yang dapat dilakukan, dibagi menjadi :
1. articulatio plana, facies articularis melengkung ringan, memungkinkan penggelincirian keberbagai arah atau pemutaran tulangv yang satu terhadap tulang yang lain
2. gynglimus (sendi engsel) : facies articularis berbentuk silinder, kemungkinan gerak dalam satu bidang yaitu flexi dan extensi, contoh artic interphalanges
3. artic condylaris, punya dua facies artic, gerakan mirip ginglimus, contoh artic genu
4. artic spheroidea (enarthrosis), facies articularis berbentuk spheris/bulan sabit, gerakan yang mungkin anteflexio, retroflexio, exorotatio, endorotatio, abductio, adductio, sircumductio, contoh : artic humeri
5. artic ellipsoidea, facies artic berbentuk ellips, contoh radiocarpea
6. artic sellaris (sendi pelana), facies artic berbentuk pelana, contoh artic carpometacarpalis 1
7. artic trochoidea (sendi poros), facies artic seperti cincin, contoh artic radioulnaris
1. articulatio plana, facies articularis melengkung ringan, memungkinkan penggelincirian keberbagai arah atau pemutaran tulangv yang satu terhadap tulang yang lain
2. gynglimus (sendi engsel) : facies articularis berbentuk silinder, kemungkinan gerak dalam satu bidang yaitu flexi dan extensi, contoh artic interphalanges
3. artic condylaris, punya dua facies artic, gerakan mirip ginglimus, contoh artic genu
4. artic spheroidea (enarthrosis), facies articularis berbentuk spheris/bulan sabit, gerakan yang mungkin anteflexio, retroflexio, exorotatio, endorotatio, abductio, adductio, sircumductio, contoh : artic humeri
5. artic ellipsoidea, facies artic berbentuk ellips, contoh radiocarpea
6. artic sellaris (sendi pelana), facies artic berbentuk pelana, contoh artic carpometacarpalis 1
7. artic trochoidea (sendi poros), facies artic seperti cincin, contoh artic radioulnaris
Range
of movement (luas gerakan), pada sendi mempunyai variasi individu dan dibatasi
oleh adanya :
1. otot-otot yang bekerja pada sendi
2. bentuk tulang dan facies articularis
3. ligamentum dan capsula articularis
4. struktur/jaringan sekitar sendi
1. otot-otot yang bekerja pada sendi
2. bentuk tulang dan facies articularis
3. ligamentum dan capsula articularis
4. struktur/jaringan sekitar sendi
ANATOMI
MUSKULOSKELETAL
SKEMA
TULANG
Susunan
tulang
1. Tulang
kepala
2. Kerangka
dada 25 buah
3. Tulang
belakang dan pinggul 26 buah
4. Tulang
anggota geak atas 64 buah
5. Tulang
anggota gerak bawah 62 buah
BAGIAN-BAGIAN
TULANG
1. Foramen
(lubang pada tulang)
2. Fosa
(lekuk tulang)
3. Prosesus
(tonjolan tulang)
4. Kondilus
(taju bundar)
5. Tuberkel
(tojolan kecil)
6. Tuberositas
(tonjolan besar)
7. Trokanter
(tonjolan besar tulang paha)
8. Krista (tepi
tulang usus)
9. Spina
(tonjolan pada tulang usus)
10. Kaput (kepal tulang)
TULANG TENGKORAK
1. Tengkorak
otak
Gubah tengkorak
Os
frontal/ tulang dahi
Os
parietal/ tulang ubun-ubun
Os
oksipetal/ tulang belakang kepala
Os
temporal/ tulang samping tengkorak
Dasar
tengkorak
Os
sfenoidal/ tulang baji
Os
etmoidal/ tulang tapis
Samping
tengkorak
Spongeosa
Petrusum
2. Tengkorak
wajah
Bagian
hidung
Os
lakrimal/ tulang air mata
Os
konka nasal/ tulang karang hidung
Os
nasal/ tulang hidung
Septum
nasal/ tulang sekat ronggo hidung
Bagian rahang
Os
maksilaris. Tulang rahang atas
Os
mandibularis/ tulang rahang bawah
Os
zigomatikum/ tulang pipi
Os
palatum/ tulang langit-langit
Palatum
durum/ tulang keras
Palatum
mole/ tulang lunak
Os
hioid/ tulang lidah
3. Kolumna
vertebralis
Vertebra
servikalis (7 ruas)
Ruas pertama = tulang atlas
Ruas kedua = aksis (epistropeus)
Ruas ketujuh = vertebra prominans
Vertebra
torakalis (12 ruas)
Badan ruas
Lengkung ruas : Pros.
Spinosus
Pros. transversus
Vertebra
lumbalis (5 ruas)
Ruas kelima = promontium
Vertebra
sakralis (5 ruas)
Lubang kecil = foramen sakralis
Vertebra
koksigitalis (4 ruas)
Menjadi 1 buah tulang
Persendian dengan tulang sakrum
4. Kerangka
dada
Os
sternum/ tulang dada
Manubrium sterni
Korpus streni
Prosesus xifoid
Os
kosta/ tulang iga
Kosta vera/ tulang
iga sejati
Kosta spuria/ tulang iga tidak
sejati
Kosta fluitante/iga melayang
5. Kerangka
panggul
Os
ileum/ tulang usus
Fosa iliaka
Spina iliaka
Krista iliaka
Os
pubis/ tulang kemaluan
Simpisis pubis
Tuberkel pubis
Os
iskhi/ tulang duduk
Tuberositas iskhiadikum
Foramen obturatum
Asetabulum
6. Anggota
gerak atas
Skapula/ tulang
selangka
Prosesus korakoid
Fosa supra skapula
Fosa infra skapula
Kavum glenoid
Klavikula/ tulang
belikat
Akromion
Ekstrimitas sternalis
Ekstrimitas akrominalis
Humerus/ tulang lengan
Kaput humeri/kepala sendi
Kolumna humeri/lekukan pada tulang
Tuberkel mayor dan minor
Fosa olekrani/lekukan belakang
Fosa koronoid/lekukan depan
Kapitulum
Epikondilus lateralis
Ulna/ tulang
hasta
prosesus olekrani
prosesus stiloid
Radius/ tulang
pengumpil
Kaput radialis
Tuberositas radialis
Karpal/
pergelangan tangan
Baris pertama/bagian proksimal
Navikular/ tulang bentuk kapal
Lunatum/bulan sabit
Troquetrum/segitiga
Fisiformis/bentuk kacang
Baris kedua/bagian distal
Multingulum mayus/segi banyak
Multingulum minus/segi sedikit
Kapitatum/tulang berkepala
Hamatum/ tulang berkait
Metakarpal/ tulang
telapak tangan
5 ruas tulang
bersendi dengan jari tangan
Falangus/ tulang
jari tangan
14 ruas tulang di bentuk dalam 5 baris
tulang
membentuk persendian dengan tulang tangan
dan sendi masing-masing jari
7. Anggota
gerak bawah
Femoralis/ tulang paha
Kaput femoris
Kolumna femoris
Trokanter mayor
Trokanter minor
Kondilus medialis
Kondilus lateralis
Patela/tempurung lutut
Tibia/ tulang kering
Prosesus interkondiloid
Fosa interkondiloid
Maleolus medialis
Tuberositas tibia fibula/ tulang betis
Maleolus lateralis
Prosesus stiloid
Tarsalia/pergelangan kaki
Talus
Kalkaneus
Navikular
Kuboidea
Kunaiformi
Lateralis
Inter medialis
Medialis
Meta tarsus/ telapak tangan
5
ruas tulang pendek
falang/ jari tangan
14 ruas tulang pendek
membentuk 5 baris tulang
sesamoid
pada ruas jari pertama
PERSAMBUNGAN TULANG (SENDI)
1. Sendi
fibrus/sinartrosis
Sendi tulang bergerigi/sutura
Sendi tibia dan fibula inferior
2. Sendi tulang rawan/amfiartrosis
Sendi
simpisis pubis
Sendi
manubrium sterni dan korpus sterni
3. Sendi
sinovial/diartrosis
Sendi putar
Sendi panggul
Sendi bahu
Sendi kondiloid
Pergelangan kaki
Pergelangan tangan
Sendi engsel
Sendi
siku
Sendi lutut
Sendi berporos
Pronasi/ulna
dan radius sejajar
Supinasi/ulna
dan radius menyilang
Sendi
pelana/sendi timbal-balik
Pergelangan tangan
4. Sendi
anggota gerak atas
Sendi sterno klavikularis
Sendi akromium kalvikular
Sendi humero skapular
Sendi humero radial
Sendi radio ulnari
5. Sendi
tangan dan jari tangan
Sendi karpal
Sendi karpo metakarpalia
Sendi metakarpo falangeal
Sendi interfalangeal
6. Sendi
panggul
Gerak sendi ke semua arah
7. Sendi
lutut
Terdapat patela
8. Sendi
tibio fibular
Sendi ketiga tulang tibian fibula, dan femur
9. Sendi
pergelangan kaki
Fleksi dan plantar fleksi
Diperkuat oleh legamentum deltoid
10. Sendi
telapak kaki
Abduksi
adduksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar